10 Jenis Trauma Kelahiran pada Bayi, Nomor 6 Menyebabkan Kelumpuhan!
Trauma kelahiran seperti cedera atau kerusakan yang dialami bayi selama kehamilan, persalinan, atau segera setelah lahir dapat dibedakan menjadi cedera tulang, saraf, dan kerusakan otak. Umumnya cedera lahir hanya bersifat sementara dan tidak berdampak jangka panjang, tetapi cedera lahir yang parah seperti kerusakan otak dapat membuat anak cacat secara permanen. Trauma kelahiran ini disebabkan oleh hal yang berbeda-beda, untuk lebih lengkapnya, yuk simak artikel di bawah ini, Bun!
Pengertian dan Jenis Trauma Kelahiran pada Bayi
Trauma kelahiran didefinisikan sebagai kerusakan struktural atau fungsional yang terjadi selama persalinan. Istilah ini sering disebut dengan cedera kelahiran. Biasanya cedera ini terjadi dibagian kepala, leher, dan bahu bayi. Area tersebut lebih sering terluka karena sebagian besar bayi lahir dengan posisi kepala lebih dulu. Berikut tipe-tipe trauma kelahiran khususnya pada bayi baru lahir:
Trauma kelahiran ini dapat muncul ketika sulit mengeluarkan bayi melalui vagina. Tulang yang sering patah pada bayi adalah tulang selangka. Hal itu terjadi ketika bayi terjepit (shoulder dystocia) atau posisi bayi lahir sungsang, yaitu posisi kepala janin berada di rahim bagian atas bukan di bagian bawah yang mendekati jalan lahir. Patah tulang yang tidak terlalu parah dapat pulih kembali dengan cepat jika bayi memiliki nutrisi yang cukup dan sehat.
Terkadang bayi dapat lahir dengan luka ringan sementara di kepala atau wajah, seperti memar, bengkak, benjolan yang disebabkan cairan di bawah kulit (caput succedaneum), pendarahan di bawah kulit (cephalohematomas), atau pendarahan di dalam mata (subconjunctival haemorrhage). Untuk memar yang berisi cairan pada kepala bayi biasanya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu kurang dari 4 hari sedangkan benjolan yang berisi darah di bagian belakang kepala bayi dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu kurang dari 1 bulan. Namun, hal tersebut harus dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.
Trauma ini ditandai dengan pembengkakan pada jaringan lunak kulit kepala bayi. Pembengkakan ini biasanya muncul pada bayi yang dilahirkan dengan ekstraksi vakum, yaitu alat yang digunakan untuk menarik bayi keluar dari vagina pada proses persalinan. Penyebab lainnya adalah tekanan dari rahim ibu atau dinding vagina saat melahirkan. Trauma ini bersifat sementara dan akan kembali normal pada beberapa hari.
Pendarahan pada trauma ini terjadi di antara tulang tengkorak dan lapisan fibrosanya. Sebagian besar kasus, cephalohematoma membutuhkan waktu 2 minggu hingga 3 bulan untuk hilang sepenuhnya. Jika area pendarahan besar, beberapa bayi mungkin mengalami penyakit kuning saat sel darah merah rusak.
Trauma kelahiran ini adalah pecahnya pembuluh darah kecil di mata bayi. Hal ini umum terjadi dan tidak menyebabkan kerusakan mata. Kemerahannya dapat hilang dalam waktu seminggu hingga 10 hari.
Umumnya, saat melahirkan, saraf di wajah dan bahu bayi dapat rusak hingga menyebabkan kelumpuhan. Biasanya, kerusakan saraf pada bayi baru lahir hanya bersifat sementara.
Bayi yang lahir prematur memiliki kemungkinan lebih besar mengalami perdarahan di otak dibandingkan bayi normal karena tubuhnya yang masih dalam tahap perkembangan. Trauma kelahiran ini ditandai dengan bayi lesu, kesulitan makan, dan kejang, tetapi umumnya tidak memiliki gejala.
Pada kasus yang jarang terjadi, bayi dapat mengalami cedera otak saat melahirkan. Hal itu disebabkan karena bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup dalam waktu lama selama persalinan (asfiksia perinatal). Trauma ini bersifat permanen dan bayi perlu menjalani terapi untuk membantunya tumbuh dan berkembang dengan baik.
Trauma kelahiran ini dapat terjadi ketika saraf pada lengan dan tangan terluka atau karena bahu bayi terjepit (distosia bahu). Kelumpuhan brakialis menyebabkan bayi kehilangan kemampuan untuk melenturkan dan memutar lengan. Tingkat keparahan cedera ini tergantung pada seberapa parah kerusakan saraf. Jika hanya memar, trauma kelahiran ini umumnya akan sembuh dalam waktu beberapa minggu atau bulan dan gerakan lengan dapat pulih dengan bantuan terapi fisik. Namun, trauma yang serius seperti saraf robek sering mengakibatkan kerusakan permanen.
Selama persalinan, tekanan pada wajah bayi dapat melukai sarafnya. Hal tersebut dapat terjadi ketika menggunakan forsep pada proses persalinan. Trauma kelahiran ini ditandai dengan tidak ada gerakan di sisi wajah dan mata tidak bisa ditutup ketika bayi menangis. Jika setelah dilakukan x-ray menunjukkan saraf hanya memar, maka kelumpuhan biasanya membaik dalam beberapa minggu. Akan tetapi, jika saraf robek, pembedahan mungkin dilakukan.
Baca juga artikel 7 Jenis Cacat Lahir
Penyebab Trauma Kelahiran
Terjadinya trauma kelahiran tentunya bukan tanpa sebab, berikut penyebab dari trauma kelahiran:
Baca juga Bahaya KB Rendah Menjelang Persalinan
Perawatan Trauma Kelahiran pada Bayi
Sebagian besar cedera lahir hanya bersifat sementara. Jika cedera terjadi pada jaringan lunak, maka Ibu tidak memerlukan perawatan dari tim medis. Tim medis hanya memantau bayi dan melakukan tes untuk memeriksa kemungkinan cedera lainnya. Namun, jika bayi mengalami patah tulang, maka perlu dilakukan x-ray atau metode lainnya.
Jika saraf bayi yang rusak, maka tim medis akan memantau dengan cermat dan pemulihannya menghabiskan waktu beberapa minggu. Untuk kerusakan saraf yang lebih serius, bayi Ibu mungkin memerlukan perawatan khusus.
Setelah membaca artikel di atas, diharapkan Ibu tidak khawatir dengan cedera lahir yang dialami sang buah hati, segera konsultasikan dengan dokter jika Ibu melihat tanda-tanda yang tidak normal pada tubuh bayi. Dengan berkonsultasi dengan dokter, Ibu dapat mendiskusikan penanganan yang tepat untuk calon buah hati. Yuk, bagikan artikel ini dengan ibu hamil lainnya, Bun!
Referensi: