93% PENGGUNA INTERNET memulai sesi berinternet mereka dengan membuka situs pencari atau search engine (DemandSage, via BrightSpotCopywriting, 2024), di mana blog selalu muncul sebagai salah satu sumber hasil pencarian informasi yang signifikan. Data lain menyebutkan bahwa 77% pengguna internet rutin membaca blog (Ahrefs, via GoDaddy, 2024).
Kedua data itu saja menunjukkan bagaimana, setelah sekitar dua dekade semenjak menjadi semakin populer dan berkembang secara luas (Digital Limelight Media), blog masih punya pembaca dan penulis setianya.
Saya sendiri mengenal istilah “blog” mulai tahun 2006 dan sejak saat itu sudah beberapa kali memiliki sejumlah blog dengan menggunakan berbagai platform — dari LiveJournal, Blogger/Blogspot (baik yang gratisan maupun yang dengan redirected ke domain sendiri), BlogHer.com (versi 2000-an), sampai WordPress (baik yang gratisan maupun yang dengan domain dan hosting sendiri).
Atau, bila ditarik ke belakang lagi, sebelum penggunaan kata “blog” dikenal, saya sudah menulis dalam bentuk blog dengan memanfaatkan berbagai media — mulai dari Geocities, menyusun kode HTML sendiri, sampai ‘numpang’ menulis rutin di situs BrainEvent.com melalui seleksi terlebih dahulu.
Jenna Andersen, seorang blogger terkenal di 2000-an (dengan blog That Girl, That Bride, dan That Wife) merangkum era awal blogging mulai populer dengan sangat tepat:
“That was the first wave of blogging. No one was a brand. There were no sponsored posts. It was raw, startlingly honest, and there were no pictures because digital photography hadn’t reached the masses yet.”