Survei di Indonesia menunjukkan bahwa hanya 34 dari 100 Ibu di Indonesia yang memberikan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi sedangkan untuk pemberian ASI eksklusif sudah dilakukan 54 dari 100 Ibu. Memberikan air susu ibu (ASI) pada bayi adalah hal yang penting untuk dipenuhi karena banyak manfaat yang diberikan, tidak hanya untuk sang bayi, tetapi juga untuk Ibu yang menyusui.
Namun, apa pentingnya memberi IMD pada bayi? Tentunya muncul pertanyaan di benak Ibu tentang IMD, manfaatnya, dan perbedaannya dengan ASI. Oleh karena itu, yuk, simak artikel di bawah ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Inisiasi Menyusui Dini
Inisiasi menyusui dini adalah proses pemberian ASI atau kolostrum segera setelah bayi dilahirkan. Proses ini dilakukan dengan cara membiarkan bayi mencari puting susu Ibu sendiri yang biasanya dilakukan dalam waktu 30 menit sampai 1 jam.
ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan apapun, termasuk air putih. Setelah melewati usia 6 bulan, bayi memerlukan makanan tambahan karena kebutuhan nutrisi yang terus meningkat. Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sangat direkomendasikan kecuali untuk beberapa kondisi medis yang mengharuskan bayi mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Apakah Kolostrum dan ASI berbeda?
Kolostrum adalah bentuk ASI pertama yang dikeluarkan oleh kelenjar susu setelah melahirkan yang berlangsung antara 2-4 hari. Kolostrum mengandung banyak nutrisi, tinggi antibodi dan antioksidan untuk membentuk sistem kekebalan bayi yang baru lahir. Perbedaannya dengan ASI adalah kekentalan dan warnanya, dimana kolostrum lebih kental dan kuning dari pada ASI transisi, yaitu yang diproduksi empat hari setelah kelahiran dan berlangsung sekitar 2 minggu.
Apa saja Nutrisi yang Terkandung dalam Kolostrum?
Nah, karena tadi sudah disebutkan bahwa kolostrum mengandung banyak nutrisi, BukuBumil mau memberi informasi terkait nutrisi yang terkandung dalam kolostrum. Nutrisi kolostrum, antara lain:
Banyak kan Bun nutrisinya. Jadi, jangan ragu lagi untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi ya.
Manfaat IMD dan ASI Eksklusif
IMD dan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat mencegah kematian neonatal dan mengurangi risiko penyakit menular. Hal tersebut disebabkan oleh:
Tidak hanya mencegah kematian neonatal dan mengurangi risiko penyakit menular, pemberian inisiasi menyusui dini juga dapat meningkatkan durasi bayi menyusui, membuat bayi belajar menyusui lebih efektif, dan membantu Ibu memahami isyarat bayi ingin minum susu.
Risiko jika Bayi Tidak Mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif
Berikut beberapa risiko yang dialami jika bayi tidak mendapatkan IMD dan ASI eksklusif:
1.Meningkatkan risiko kematian
Penelitian menyebutkan bahwa selama dua bulan pertama kehidupan, bayi yang tidak mendapatkan ASI hampir 6 kali berisiko untuk meninggal karena penyakit menular daripada bayi yang diberi ASI.
2.Meningkatkan risiko terkena penyakit akut
Kecil kemungkinan bayi yang diberi ASI mengalami diare, infeksi, saluran pernapasan, dan penyakit akut lainnya.
3.Meningkatkan risiko penyakit kronik
Manfaat jangka panjang bagi bayi yang diberi ASI adalah memiliki risiko yang lebih kecil untuk terkena penyakit kronis dibandingkan yang tidak diberi ASI. Penyakit kronis adalah penyakit yang biasanya berlangsung dalam waktu yang lama, yaitu sekitar 3 bulan atau lebih, seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan stroke.
4.Kemampuan kognitif berkurang
Biasanya anak yang mendapatkan ASI akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan yang tidak mendapatkan ASI. Penelitian menunjukkan bahwa menyusui lebih lama 1 bulan dapat meningkatkan rata-rata IQ sebesar 6 poin. Oleh karena itu, pemberian IMD dan ASI eksklusif dapat bermanfaat bagi pembangunan nasional dan daya saing ekonomi.
Ternyata risiko tersebut tidak hanya dialami oleh sang bayi, tetapi juga Ibu yang tidak dapat memberikan IMD dan ASI eksklusif pada anak. Banyak penelitian yang menghubungkan kegagalan menyusui dengan peningkatan risiko kanker ovarium, kanker payudara, kenaikan berat badan, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa Ibu menyusui memiliki penurunan risiko hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Wah, banyak banget ya Bun risikonya. Oleh karena itu, sebaiknya Ibu memberikan inisiasi menyusui dini segera setelah melahirkan dan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Bagaimana Tahapan Pemberian IMD?
Selain berbagai manfaat dan risiko yang telah disebutkan di atas, penelitian menunjukkan bahwa Ibu yang melakukan inisiasi menyusui dini pada bayi lebih mungkin untuk memiliki pengalaman menyusui yang sukses. Lalu, langkah apa saja yang harus dilakukan untuk memulai IMD?
Rekomendasi Periode Pemberian ASI pada Bayi
Berdasarkan panduan World Health Organization (WHO) beberapa periode menyusui yang harus dilalui oleh Ibu dan bayi adalah:
Mitos tentang Menyusui
Terdapat beberapa mitos yang sering muncul di kalangan ibu-ibu terkait menyusui, mitos tersebut antara lain:
1.Mitos: menyusui adalah hal yang terjadi secara alami
Bayi memang dilahirkan dengan refleks untuk mencari payudara ibunya, tetapi banyak juga yang membutuhkan pembinaan dan dukungan praktis tentang bagaimana memposisikan bayinya untuk menyusui. Faktanya menyusui adalah proses yang membutuhkan waktu dan latihan bagi bayi dan Ibu.
2.Mitos: setelah lahir, Ibu dan bayi harus dipisahkan agar Ibu dapat beristirahat
Tenaga medis akan menganjurkan Ibu melakukan kontak skin to skin dengan sang buah hati. Dengan membaringkan bayi ke dada Ibu dapat meningkatkan ikatan antar ibu dan anak serta membantu bayi mencari puting susu Ibu.
3.Mitos: kolostrum yang berwarna kuning pekat tidak baik untuk bayi
Faktanya kolostrum sebagai ASI pertama yang diproduksi Ibu sangat baik untuk memberikan kekebalan pertama pada bayi dan mendukung kesehatan dalam jangka waktu panjang.
4.Mitos: jika warna ASI tidak pekat, maka tidak ada kandungan nutrisi
Warna ASI sangatlah bervariasi di antara setiap Ibu dan merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi untuk memulai kehidupan yang sehat.
5.Mitos: tidak semua Ibu memiliki ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sang bayi
Fakta: hampir semua Ibu memproduksi volume ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayinya. Semakin sering Ibu menyusui, maka produksi ASI pun semakin meningkat. Ingat, bahwa menyusui adalah kemampuan yang memerlukan latihan, dukungan, dan bimbingan dari tenaga ahli serta keluarga.
6.Mitos: Ibu tidak harus menyusui jika sedang sakit atau minum obat-obat tertentu
Hal tersebut tergantung dari jenis penyakit yang Ibu alami, umumnya Ibu dapat melanjutkan proses pemberian ASI ketika sakit. Beberapa kasus, antibodi Ibu juga dapat diperoleh sang bayi untuk membentuk sistem kekebalannya sendiri. Konsultasikan hal tersebut kepada dokter.
7.Mitos: saat menyusui, Ibu harus mengonsumsi banyak kalori agar dapat memproduksi ASI yang cukup
Faktanya, saat menyusui, Ibu harus mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, untuk rincian lebih lanjut terkait gizi yang harus Ibu penuhi dapat dilihat pada artikel berikut.
8. Mitos: puting yang sakit saat menyusui adalah hal yang normal
Puting yang sakit saat menyusui dapat diobati dan dicegah dengan bantuan tenaga ahli kesehatan.
Tips Menyusui
Yuk, perhatikan tahapan dalam melakukan IMD pada gambar di bawah!
Salah satu tips menyusui adalah cara Ibu memposisikan dan menempelkan bayi ke payudara. Banyak berbagai posisi yang dapat dilakukan saat menyusui, Ibu hanya perlu mencari posisi yang tepat dan nyaman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Nah, setelah mengetahui berbagai fakta dan mitos tentang inisiasi menyusui dini hingga menyusui, saatnya Ibu membagikan artikel ini dengan ibu hamil lainnya, nih! Jangan lupa untuk download aplikasi BukuBumil untuk mendapatkan artikel terbaru tentang tips kehamilan ya, Bu!
Referensi: