fbpx

6 Cara Membiasakan Diri Menabung (Menurut Orang yang Boros)

18 February, 2021

Saya nggak mikir kalau mengeluarkan uang, terutama soal makanan. Sering sekali saya berpikir “ah, masih cukup deh”, padahal sudah di ambang cekak dan harus menahan diri.

Sebagian kebiasaan ini mungkin karena saya memang susah menahan hawa nafsu. Pun, masa kecil saya juga memang tidak mendapatkan pelajaran tentang uang yang baik dari orangtua.

(Trivia: Orangtua saya tidak pernah benar-benar mengajarkan soal uang—sampai SD, saya tidak berpikir kalau untuk mendapatkan sesuatu di warung kita harus membayar)

Tetapi, saya sudah dewasa sekarang. Apa yang diajarkan orangtua saya tidak bisa dijadikan alasan ‘demek’-nya kondisi keuangan saya. Keborosan saya bukan karena ajaran orangtua, tapi saya-lah yang harus bisa mengontrol diri sendiri.

Setelah saya memiliki penghasilan, perlu beberapa tahun sampai saya bisa disiplin menabung. Pada awalnya saya malas menabung, dan beralasan wajar kalau uang habis karena dipakai memenuhi kebutuhan keluarga.

Keinginan saya terhadap reward juga tinggi. Kalau saya habis bayar tagihan A, saya beli sesuatu buat diri sendiri. Habis bayar biaya sekolah B, kasih reward lainnya. Murah sih, hanya coklat sebatang; tapi kalau terus-menerus, ya boncos juga kan tanpa jadi apa-apa.

Saya yakin banyak juga teman-teman yang punya masalah sama dengan saya (pede) (iya dong).

Menjadi generasi sandwich toh tidak menggugurkan kewajiban kita untuk menabung demi keselamatan di hari tua. Malah harus semangat nabungnya, karena saya tidak ingin mengulang apa yang terjadi ketika punya anak nanti.

Maka dari pikiran itulah, saya malah jadi hobi menabung. Maka lumayan lah, saya bisa menyeimbangkan keborosan ini. Masih boros, tapi terukur.

Lho, kok masih boros?

Iya betul. Boros di sini dalam artian saya masih nggak mau “menderita” demi bisa menabung. Saya masih menghibur diri now and then, dengan patokan yang sudah terukur, tentunya.

Jadi, ketika saya “bersenang-senang”, saya tetap tenang karena jatah tabungan sudah terpenuhi. Menabung tidak harus membuat kita menderita karena nggak bisa ~menikmati~ hasil jerih payah kok.

Disclaimer: Ini berlaku untuk yang penghasilannya/pendapatannya bisa covering basic needs, seperti sandang-pangan-papan yang layak, ya. Sebelum mengubah perspektif untuk menabung, evaluasi dulu keuangan secara keseluruhan, dan bila belum memenuhi, cari cara untuk menambah pendapatan atau melunasi hutang lebih dulu.

Kalau memang kalian adalah tipe yang live or die dan memilih hal lain sebagai tujuan utama di luar keamanan finansial saat ini, of course, you do you! Personal finance, sesuai namanya, adalah personal, dan yang ditulis di sini belum tentu sejalan dengan personal value masing-masing. 😁

Nonetheless, semoga cara-cara di bawah ini bisa bermanfaat bagi yang memerlukan.

Baca Selengkapnya
Next Post:

Bareksa

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mega Aulia Insani
A regular office employee who loves writing and fragrance. Writing blog as a form of her old dreams: becoming a magazine editor.

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram