Hari itu, aku lupa apa saja yang sedang ku gelisahkan. Tapi kalau tidak salah, aku masih terus eyel-eyelan tentang banyak hal dengan Kak Aan. Dua hari menjelang hari pernikahanku, tapi pikiranku terus karut-marut. Selalu khawatir dengan perjalanan Kak Aan dari rumahnya ke rumahku yang cukup jauh karena berbeda provinsi.
Ditambah lagi, saat itu sedang ada peraturan PSBB dalam rangka memperlambat penularan covid di masa lebaran oleh pemerintah. Jelas aku, keluargaku dan terlebih keluarga kak Aan ketar-ketir memikirkan berbagai pemeriksaan di jalan. Kalian tahu sendiri persoalan administrasi di negara kita begitu rumit dan kadang menjengkelkan.
Belum lagi soal penyakit mabuk perjalanan yang diderita oleh kak Aan dan ibunya. Hari-hari itu hanya dapat ku lewati dengan terus berdoa.