Pengalaman di beberapa Pelabuhan
Sejak puluhan tahun lalu, saya udah mulai bersahabat dengan pelabuhan, meskipun nggak terlalu sering sih ya, palingan setahun sekali, yaitu
mudik ketika lebaran, saat masih kuliah dulu.
Dulu mah, tiket pesawat sama sekali tak terjangkau oleh saya, eh kok saya sih, ortu saya yang biayai, wakakakak.
Jadilah, saya mudik hanya bisa setahun sekali pas lebaran idul fitri, itupun naik
kapal Pelni, dari pelabuhan Perak Surabaya, berlayar selama 2 malam 3 hari, transit sebentar di pelabuhan Makassar, dan akhirnya sampai di pelabuhan Murhum BauBau.
Nah sejak dulu tuh ya, saya selalu kesal kalau waktunya mudik, kesal-kesal senang sih, banyakan kesalnya tapinya.
Gimana nggak kesal, sungguh mudik itu nggak nyaman banget, mulai dari ketika mau mudik kakak dan tante (kakaknya mama) banyak banget titipannya, mana di pelabuhan ramainya minta ampun, pengantar nggak boleh masuk kapal, mau naik kapal rebutan tempat tidur kalau ambil kelas ekonomi.
Sementara kalau ada titipan kan barang jadi banyak, bisa pakai jasa portir atau tukang angkat barang di pelabuhan sih, tapi selain saya sering dikasih harga mahal, plus rempong banget kadang saya nggak bisa ngejar jalannya si Bapak portir, dan was-was barangnya hilang, pegimana ceritanya barang hilang kan, sementara itu barang titipan.
Nah, di sela kesalnya akan drama mudik tersebut, pun juga pelabuhannya sama sekali nggak layak dan nggak ada kenyamanan sama sekali, para calon penumpang dibiarkan menunggu dan mengemper di depan pelabuhan, sementara di dalam ada ruang tunggu, tapi hanya dibuka ketika kapal datang aja.
Atuh maaaahh, kalau kapal udah datang, buat apa menunggu di ruang tunggu pelabuhan, beibeh?
Langsung naik kapal napa? iya nggak?
Bertahun-tahun kemudian, setelah punya anak, saya jadi jarang bisa mudik, karena udah nikah kan, mana udah punya anak, ortu udah pensiun, malulah dibayarin tiket lagi, hahaha.
Dan tiba-tiba kami main ke daerah Perak, betapa terkejutnya saya, ternyata
pelabuhan Perak sekarang jadi lebih bagus dong, lebih modern pula.
Udah semangat dong, berarti kan kalau mudik pakai kapal Pelni tuh jadi lebih nyaman.
Sampai akhirnya suatu hari saya ke pelabuhan, demi mengantar salah satu sodara jauh yang akan mudik ke Buton.
Betapa terkejutnya saya, ternyata meski udah direnovasi nyaman, tapi penumpang masih mengemper di luar ruang tunggu.
Saya coba mengintip ke bagian dalam bangunan yang sekarang terlihat nyaman dengan dipasangkan AC di mana-mana itu.
Baca Selengkapnya
Visit Blog