Semenjak memiliki anak pertama, sebenarnya saya sudah mulai resah untuk beralih dari popok sekali pakai ke popok kain, atau biasa disebut dengan clodi. Keresahan saya ini bukan tanpa alasan, dalam satu hari saja, anak saya bisa menghabiskan 4 hingga 6 popok sekali pakai. Terbayang kan, betapa banyak limbah popok sekali pakai yang kami sumbangkan. Namun, karena belum banyaknya platform yang mengedukasi cara penggunaan clodi, akhirnya rencana penggunaan clodi pun hanya menjadi wacana.
Hingga pada tahun-tahun berikutnya (ketika anak kedua saya lahir), saya bertemu komunitas “Mamaberclodi“, sebuah komunitas dimana para Ibu memilih menggunakan clodi untuk anak-anaknya. Dan berada di komunitas ini menjadi titik awal kesadaran saya akan pentingnya mengatasi perubahan iklim dan menjaga hutan.
“Tapi, tunggu! Apa hubungannya mengurangi penggunaan popok sekali pakai, dengan mengatasi perubahan iklim dan melindungi hutan?”