Aku adalah anak dari seorang ibu yang biasa tapi luar biasa. Ibuku hanyalah seorang karyawan di rumah makan dekat dengan rumah kami.
Meskipun ibuku sudah bekerja tetapi beliau masih saja mencari peluang usaha lainnya seperti menjual makanan kecil gorengan, lumpia, orek tempe, maupun nasi kuning. Ibuku akan mempersiapkan barang dagangannya pada malam hari setelah beliau pulang dari kerjanya.
Biasanya tugasku adalah membuka kulit lumpia yang membutuhkan effort besar. Jika pesanan banyak aku juga membantu membuat lumpia. Di pagi hari ibuku harus bangun lebih awal, untuk mengoreng lumpia dan jajanan lainnya. Setelah semua gorengan selesai dibuat, ibuku menitipkan daganganya ke beberapa penjual sayur yang ada di daerahku.
Suatu hari Ibuku berbicara padaku,
” Yen, banyak yang nanyain nasi kuning ibu. Cuma ibu bagi waktunya bagaimana, dan juga tenaga ibu, ibu merasa kuwalahan. Tapi kalo ibu nggak buat nasi kuning kasihan pelanggan ibu.”
Aku terdiam, hati ini merasa sedih, aku tahu perjuangan dan pengorbanan ibuku untukku dan anak-anaknya. Aku tahu persis bagaimana capeknya ibuku. Dan berapapun pesanan pelanggan ibu jarang menolak, beliau pasti membuatkannya.