Jadi ceritanya, sejak awal tahun 2024 ini, saya sudah bertekat untuk kembali hidup sedikit lebih sehat. Salah satunya back to intermittent fasting routine.
Targetnya nggak muluk-muluk sih, cuman biar BB saya turun aja, karena tulang-tulang khususnya di bagian kaki udah mulai sakit menopang badan yang penuh lemak ini.
Lucky me, puasa intermittent bukanlah hal yang susah-susah amat, cukup skip sarapan selain air putih aja sih. Apalagi jika diganti dengan air jahe kunyit yang rutin saya konsumsi, rasa lapar jadi bisa ditekan sampai waktunya makan di siang hari.
Selain itu, selama tahun baru ini, sebisa mungkin saya menghindari konsumsi kopi. Dan you know, saya menemukan sebuah fakta baru. Bahwa sepertinya selama ini tuh saya diboongi oleh kebiasaan yang mengatakan, kafein pada kopi bisa menekan rasa kantuk.
Sudah hampir 2 mingguan saya kembali numpang nulis di perpustakaan. Dulunya sih saya sering bawa bekal kopi, yang saya minum sambil mengetik di ruangan baca perpustakaan.
Kopi yang saya bawa, biasanya merupakan campuran dari Nescafe classic dengan Luwak white coffee low sugar. Diseduh oleh air jahe menghasilkan kafein yang lumayan strong di….perut, hahaha.
Nggak tahu kenapa, dulu itu kok saya selalu ngantuk tak tertahankan, terutama di pagi hari. Jadinya wajib bawa kopi, daripada ketiduran di luar. Meskipun, setelah minum, kantuk sedikit berkurang, tapi badan gemetaran nggak karuan, hahaha.
Karena itulah, sejak awal tahun, saya bertekat untuk tidak bergantung sama kopi, dengan cara tidak ada stock kopi di rumah.
Nyatanya, berhasil dong.
Sudah sekitar hampir 2 mingguan ini, saya biasa-biasa saja mengetik di perpustakaan. Ada sih sesekali kantuk yang bikin saya menguap kecil, tapi nggak separah biasanya.
Dan nyatanya, saya berhasil fokus mengetik, tanpa perlu diganggu rasa kantuk yang berlebihan. Padahal gaya hidup saya masih sama loh, masih juga sesekali terpaksa molor begadang sampai pukul 12 malam lebih, lalu harus bangun di pukul 4 pagi.
Tetap kurang tidur sih ya.
Anehnya, setiap Jumat kan saya nggak bisa nungguin sambil ngetik di perpustakaan. Si Adik masuk pukul 7 pagi, sementara perpustakaan bukan pukul 08.30.
Terpaksa deh saya nunggu di tempat yang biasa saya tongkrongi, itu tuh si me’dih *uhuk, ampunnn jangan dihujat, hahaha.
Di sana kan saya bingung mau pesan apa, akhirnya coba pesan kopi tanpa gula, rasanya aneh banget, dan sukses bikin saya gemetar, tapi tetap ngantuk tak terperihkan.
Nah, karena saya jalani intermittent fasting, jadinya setiap ke perpustakaan tuh perut saya masih kosong.
Selengkapnya di blog reyneraea.com