Awalnya, merasakan perjalanan hidup sebagai single fighter mom itu, berat pakai banget. Terlebih saya sebelumnya adalah wanita yang dimanjakan oleh paksu.
Bertahun-tahun menikah dengan blio, bisa dibilang saya super jarang ke pasar. Masalah belanja di pasar, bahkan antar anak ke posyandu, semua dilakukan olehnya.
Dulunya, jangankan ke pasar ya, keluar pagar buat buang sampah saja, saya nyaris nggak pernah. Pekerjaan rumahpun, selalu dibantuin paksu. Biasanya, setiap habis dari pasar, blio lah yang mengolah semua bahan itu, selain sayuran.
Segala lauk, ayam, ikan dan lainnya, dibersihin, masukin ke kotak, dan ditaruh di kulkas. Ya meskipun kotaknya nggak beraturan sih, yang bikin kulkas auto nggak muat, hahaha.
Biasanya, ketika bio ke pasar, saya bahkan masih tidur, karena begadang semalaman menyusui si Adik. Papinya anak-anak lah yang mengurusi kakak Darrell ke sekolah, setelahnya dia ke pasar, lalu bersihin bahan makanan, masak lalu berangkat kerja.
Pokoknya setelah saya bangun, semua udah tersedia di atas meja, meskipun…. ya seadanya ya, semampunya blio masak.
Awal nikah, masakannya emang terasa sangat enak, tapi lama kelamaan, ketika saya juga udah bisa masak, entah mengapa masakan blio terasa nggak enak lagi, selain sayur asem sih, soalnya saya nggak bisa masak sayur asem, hahaha.
Selengkapnya baca di blog parentingbyrey.com tentang ketika single fighter mom sakit