Sebagai anak yang tinggal di perantauan sejak kecil, mudik lebaran sudah menjadi rutinitas dari dahulu. Saya dan kedua orang tua menetap di Kota Cilegon, sementara kampung halaman di Palembang.
Kalau ditanya apa saja perbedaannya? Tentu banyak. Mengingat sekarang pulau Sumatra sudah ada jalan tol, yang berarti jarak menuju Lampung-Palembang bisa ditempuh 4-5 jam saja, sementara dahulu bisa semalaman bahkan 24 jam jika di hari lebaran.
Kalau dahulu saya dan keluarga lebih nyaman menggunakan kereta api,walau perjalanan menuju ke stasiun Tanjung Karang itu lumayan menyebalkan karena bisa sampai 3 jam lebih jika naik travel dari Pelabuhan Bakahueni- Bandar Lampung. Sekarang tiket kapal juga dibeli secara online begitupun tiket kereta api. Jadi, tak akan menemukan calo di sepanjang stasiun seperti dahulu saat saya masih kecil.
Fasilitas kereta zaman dahulu dengan sekarang juga berbeda. Sekarang kereta ekonomi sudah disediakan Ac, sementara dahulu hanya kipas angin yang belum tentu menyala di setiap gerbongnya. Banyak pedagang asongan yang membuat penumpang tidak nyaman karena beberapa dari mereka juga ada yang menjadi copet dengan alibi berdagang di dalam gerbong kereta. Namun, Alhamdulillah selama di gerbong kereta saya dan keluarga tidak pernah kecopetan. Sebenarnya, banyak kisah yang membuat saya mengenang kembali masa mudik kampung tahun di mana saya masih kecil dan belum ada smartphone.
Sekarang serba mudah sebenarnya, tapi kemacetan tidak pernah berubah sepanjang tahunnya.
Menuju tahun-tahun setelah saya menjadi dewasa, ingin rasanya mengajak suami untuk pulang ke kampung halaman dan merasakan euphoria-nya. Namun, tahun ini kesempatan itu belum ada, tapi saya berharap tahun depan bisa mengajak suami dan juga kedua orangtua merasakan lebaran di kota Palembang. Saya juga ingin merasakan kembali momen di mana diri ini pernah berharap suatu waktu menikmati perjalanan mudik dengan suami sambil senderan bahun.
2024 maupun 90-an tak berbeda suasana mudiknya,ramai, seru, dan menyenangkan tentunya.
Selamat mudik dan bermacet-macetan semuanya