“Bu Sanja ndak usah dimakan rasa bersalah. Banyak cara untuk menebus kesalahan.” ~ Pak Bujang
Halo sobat Blogger Perempuan!
Sejak kemunculan trailer-nya di Youtube, film Kabut Berduri (2024) atau Borderless Fog menimbulkan rasa kagum sekaligus deg-degan apakah hasilnya akan bagus. Mengingat ini film Indonesia yang hanya akan tayang di Netflix dengan genre yang hampir nyaris tidak ada sejauh ini, yaitu thriller kriminal dan penuh misteri, dengan tokoh utama seorang wanita manalagi detektif polisi dengan latar di perbatasan Indonesia-Malaysia. Biasanya film orisinal Netflix memiliki cerita-cerita menarik, budget lebih dengan sinematik yang memukau serta jajaran pemeran yang terkenal. Sutradaranya adalah Edwin (dua kali menang Piala Citra dari film Posesif dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas), yang juga menulis naskahnya bareng Ifan Ismail, dengan riset oleh Dave Lumenta. Bertabur bintang pula seperti Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Tajudin, Yusuf Mahardika sampai Nicholas Saputra sebagai kameo!
Film Kabut Berduri (2024) berkisah tentang detektif polisi wanita, Sanja Arunika yang menyelidiki kasus kriminal penemuan potongan tubuh dan kepala mayat pada perbatasan Indonesia – Malaysia di pulau Kalimantan. Sanja yang berasal dari Jakarta harus menghadapi bapak berpangkat sama dengannya- bernama Panca, juga rekan kerja seorang suku Dayak bernama Thomas. Penyelidikan semakin hari semakin kabur, seperti kabut yang sering muncul di daerah perbatasan. Banyak masalah yang terjadi dan tentunya tidak sepele, apalagi kemungkinan berhubungan dengan instansi negara bahkan mitologi daerah itu sendiri.
Akting para pemain, terlebih Putri Marino sangat keren! Kapan lagi melihat Putri berambut pixie keriting, pakai kacamata dan baju stylish dengan kemampuan detektif? Sekilas karakternya yang berani dan suka lawan bicara mengingatkanku pada perannya di film Architecture of Love. Manalagi dia ketemu Nicholas juga di sini, film ini rupanya pertemuan pertama mereka dalam satu projek, jadi masih malu-malu katanya. Apalagi Nicho idolanya Putri, wow. Namun sayang Nicho hanya muncul dua kali, seperti menegaskan cerita bahwa tokoh Sanja memang seorang ‘titipan’ alias masuk di institusi kepolisian karena jasa orang dalam. Selain itu film Kabut Berduri merupakan projek reuni Putri dan sutradara Edwin setelah kerjasama dalam film Posesif tahun 2017 lalu.
Dari sisi sinematografi, film ini indah banget! Tim produksi memang melakukan pengambilan gambar langsung di daerah Kalimantan, takjub sekali melihat pemandangan pepohonan dan sungai yang asri. Di sini ada beberapa adegan menaiki mobil di jalanan coklat berpasir sampai menaiki kapal cepat melintasi air, teringat film Petualangan Sherina 2 deh. Juga ada detail-detail menarik sebagai elemen cerita, dari ikan arwana dalam akuarium sampai patung tanpa kepala di Sarawak. Selain itu penataan kostum dan atribut cukup baik, lihat saja baju polisi dan TNI yang dikenakan, sampai kepala-kepala palsu yang lumayan terlihat asli. Belum lagi kaus hitam yang Sanja pakai bertuliskan ‘Asamurat’ seperti nama band metal dengan gambar tengkorak di bawahnya. Lucu pol melihat kaus plesetan seperti itu, teringat sama beberapa selebgram IG yang suka pakai begitu 😀
Review lengkap bisa baca di link berikut ya 🙂