Assalamu’alaykum Diaris.
Dari masih gadis aku punya rutinitas luluran. Itu loh kegiatan membersihkan sel kulit mati atau yang biasa kupanggil daki yang menempel pada pemukaan kulit, biasanya berwarna cokelat dan bertekstur kasar saat diraba terkadang juga memberikan sensasi gatal pada kulit.
Kenapa disebut luluran? Sebab aku membersihkannya menggunakan lulur mandi yaitu krim dengan bulir-bulir scrub yang bisa membersihkan daki pada permukaan kulit. Biasanya aku luluran setiap seminggu sekali, tapi kalau lagi males sih paling saat daki mulai bermunculan yang ditandai dengan permukaan kulit yang mulai terasa kasar.
Rutinitas ini memang membutuhkan waktu yang banyak, apalagi jika yang dibersihkan seluruh tubuh, belum lagi tubuh bagian belakang, seperti punggung, butuh usaha yang ekstra untuk menjangkaunya. Terkadang ada keinginan untuk pergi ke spa untuk perawatan kulit, tapi aku risi kalau tubuhku dipegang-pegang orang lain makanya kuputuskan untuk melakukannya sendiri sebisaku walaupun setelahnya tak jarang merasa pegal-pegal. Hahaha.
Selain pegal-pegal setelahnya, aku juga paling males saat membilas seluruh tubuhku setelah luluran karena kulit menjadi lengket dan licin oleh krim lulur. Rasa licin dan lengket ini tak mudah dibersihkan, butuh waktu lebih lama di kamar mandi untuk membersihkannya sampai lengket dan licin di kulit hilang.