Assalamu’alaykum Diaris.
Beberapa hari ini khususnya sejak akhir November hingga masuk bulan Desember musim penghujan seperti sedang mencapai klimaksnya, meski nggak yakin juga sih apakah klimaks atau mungkin ini baru permulaan karena memang masih jauh juga sih keujung musim penghujan. Hanya saja akhir-akhir ini hujan turun derasnya cukup ekstrim, kalau nggak disertai petir yang saling bersahutan, tak jarang pula angin kencang membersamainya, kadang juga dengan keduanya. Beberapa kali gentong sampah depan rumah terbang terbawa angin dan hinggap di halaman depan rumah tetangga. Nasib baik bukan atap rumah yang terbang.
Di musim hujan seperti ini memang sudah nggak aneh lagi banyak terjadi musibah dimana-dimana, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang pun ikut meramaikan. Begitu pun di daerah tempat tinggalku sekarang, kalau hujan turun itu derasnya seperti air tumpah dari ember raksasa, mana anginnya kenceng banget, ditambah petir dengan suara nyaringnya saling bersahutan, namanya juga kota hujan ya. Rasanya tak pernah absen dari yang namanya banjir, baik di jalan raya, maupun di sekitar hunian masyarakat. Biasanya sih kalau nggak karena luapan sungai sekitar hunian, sistem drainase yang tidak baik ikut memicu banjir. Selain itu, pohon tumbang juga ikut meramaikan menyebabkan terjadinya macet dimana-mana (udah mah emang macet terus sih di jalanan).
Ngomong-ngomong soal banjir, aku jadi ingat dulu waktu masih bocil pernah punya pengalaman tempat tinggalku kebanjiran.