Hari ini aku kesal sama anakku.
Loh, bagaimana ini? Kok yang selama ini bilang sedang mengusahakan gentle parenting itu malah bilang kesal sama anak? Hmm, jadi begini...
Jadi, hari ini aku kesal sama anakku. Alasannya, karena ia menolak tidur siang, lalu saat ditawari makan, ia malah tertidur, dan saat dipindahkan ke tempat tidur, ia malah tantrum. Semua ini terjadi secara konstan selama 2 jam lamanya. Jadi, bisa dibayangkan air kesabaran dalam bejanaku kian menyusut.
Walau akhirnya, dengan semua drama tadi, anakku tetap tidak tidur siang dan tidak makan siang. Buat seorang ibu sepertiku yang masih bergulat dengan target kenaikan berat badan dan tinggi badan bayinya, ini cukup bikin kena mental, sih. Terlebih karena ini sudah terjadi beberapa hari. Tapi, pada akhirnya yang bisa diambil dari drama 2 jam ini adalah, pelajaran perihal konsekuensi.
Si bayi yang belajar kalau tidak makan berarti lapar, karena baru bisa makan lagi di jam makan selanjutnya, yang mana hanya kudapan. Si ibu yang belajar, marah dan kesalnya yang nggak teregulasi dengan baik hanya membuat luka lain di hatinya dan anaknya. Sempat terlintas ketakutan akan muncul trauma baru, tapi, aku percaya, trauma lahir dari luka-luka yang tidak dibasuh.