Udara pagi yang dingin begitu terasa menyentuh kulit, padahal mentari sudah sedari tadi membagikan hangat pancaran sinarnya. Ah, rupanya sisa hujan semalam masih menyisakan dingin, yang belum mampu dikalahkan oleh energi panas dari si bulat besar di langit itu.
Tubuh rasanya terdorong ingin kembali bergelung di bawah selimut, jika saja semangat dari dalam diri ini tak segera melompat menyadarkan pikiran untuk bergerak. Hummm … terlalu sayang jika pagi hanya dilewati dengan kembali bermimpi. Bermimpi dengan mata tertutup dan tubuh terbaring? Ah tidak, lebih baik bermimpi dengan mata terbuka dan melangkah, lalu akan ada sebuah jalan yang terbentang untuk sampai pada kemungkinan mimpi itu teraih atau terganti dengan mimpi yang lain.