Dua kali menjadi ibu, dua cerita berbeda juga saya alami.
Karena si sulung terlahir melalui sesar tanpa terencana, dan saya masih dibantu oleh mama yang mengasuh si sulung bayi sampai berusia 3 mingguan.
Karenanya, saya tidak mengalami secara langsung bagaimana tantangan menyusui, bahkan ketika ASI saya tidak keluar banyak, mama saya segera memberikan susu formula ke si Kakak.
Momen lepas tali pusar pun langsung dihadapi oleh nenek si bayi. Sisi positifnya, saya jadi punya kesempatan untuk mengambil foto si bayi setiap saat.
Bahkan, menyimpan file-file foto perkembangannya setiap hari di komputer.Sayang, komputer tersebut akhirnya rusak, dan semua file fotonya tidak terselamatkan.
Untuk si bungsu, ceritanya berbeda, karena saya benar-benar sendirian mengasuhnya sejak lahir, tanpa bantuan siapapun.
Karena itulah, saya bisa merasakan momen perjuangan memberikan ASI sampai berhasil, menikmati proses lepas tali pusar dan lainnya.
Di saat itu, salah satu momen yang paling menakjubkan buat saya adalah bisa menyusui si bayi, tanpa bantuan susu formula.
Sungguh takjub dengan keberadaan nikmat Tuhan yang diberikan melalui ibu. Hanya ibu loh yang bisa memberikan ASInya ke anak. Dan tidak setiap wanita berkesempatan untuk itu.
Selengkapnya baca di blog parentingbyrey.com tentang Mammary Breastmilk Jewelry