Saat puasa justru lebih mudah marah atau lebih sabar nih, Ma? Beberapa Mama bilang, “Kenapa ya puasa kok aku malah jadi lebih mudah marah. Padahal katanya ‘kan setan diikat saat Ramadan?”.
Pembelengguan setan tidak berhubungan langsung dengan keburukan dan kemaksiatan manusia. Hal ini dikarenakan dalam diri manusia masih terdapat pemicu atau pendorong keburukan lain, yakni nafsu, kebiasaan buruk, dan setan manusia. Bahkan adakalanya, tanpa setan, kebiasaan buruk akan mendorong manusia untuk berbuat buruk. Terang Ustaz M Tatam mengutip Al-Istidzkar, juz III, halaman 377.
Jadi, sebenarnya kita sendirilah yang harus memperbaiki diri agar bisa beribadah maksimal di bulan Ramadan. Dengan demikian, kita pun terbentengi dari mencuatnya pendorong keburukan, termasuk mudah marah.
Sebenarnya, banyak yang mengaitkan puasa Ramadan dengan kesehatan mental yang lebih baik. Dikaitkan pula dengan pengurangan stres, kecemasan, dan depresi. Mungkin karena aktivitas yang berkurang. Misalnya jadi nggak mikirin sarapan dan makan siang.
Bagi yang sudah terbiasa berpuasa, umumnya tidak mengalami masalah berarti. Namun, bagi yang jarang berpuasa, di awal Ramadan tubuh tentu melakukan penyesuaian.
Setelah beberapa jam berpuasa, tubuh melepaskan sejumlah zat kimia untuk melindungi diri dari efek negatif terkait tidak makan selama jangka waktu tertentu. Zat kimia ini menyebabkan perasaan lapar dan marah terkait dengan penundaan makan.
Selengkapnya tentang penyebab mudah marah dan uring-uringan saat puasa, serta cara untuk mengatasinya, bisa dibaca di sini.