Cyberbullying adalah bentuk pelecehan dan intimidasi yang terjadi di lingkungan digital. Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Bentuknya bisa dengan Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media sosial. perilaku cyberbullying berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.
Cyberbullying dapat dilakukan melalui platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Selain itu, email, pesan instan, dan obrolan video atau game online juga menjadi sarana serangan cyberbullying yang sering digunakan. Cyberbullying termasuk dalam tindakan kriminal dan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan jasmani korban.
Anak-anak dan remaja adalah kelompok usia yang paling rentan terpapar oleh cyberbullying. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), 85% dari korban cyberbullying di Indonesia berusia di bawah 18 tahun. Data ini cukup mengkhawatirkan mengingat semakin meningkatnya penetrasi internet di Indonesia dan semakin mudahnya anak-anak mengakses teknologi. Anak-anak yang kurang pengawasan dari orang tua atau yang tidak memahami resiko terkait penggunaan teknologi dapat menjadi korban cyberbullying.
Namun, anak-anak bukanlah satu-satunya kelompok yang rentan terpapar oleh cyberbullying. Orang dewasa yang menggunakan media sosial dan sering terlibat dalam perdebatan online juga dapat menjadi korban cyberbullying. Selain itu, para gamer online juga sering mengalami cyberbullying seperti tindakan trolling dan masalah lainnya terkait dengan interaksi di game online.
Cyberbullying berdampak buruk pada anak remaja dan dapat membawa dampak negatif pada kesejahteraannya dan kesehatannya. Beberapa dampak ini mencakup:
Banyak tanda yang harus diwaspadai apabila anak terkena cyberbullying. Biasanya, anak-anak yang terkena cyberbullying cenderung berperilaku menarik diri, kehilangan rasa percaya diri, dan merasa depresi. Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang perlu diperhatikan:
Menurut Cyberbullying.org, Cyberbullying bisa sangat merugikan dan berbahaya. Banyak remaja yang mengalami cyberbullying merasa takut, malu atau tidak enak hati untuk membuka diri pada keluarga dan teman-teman. Oleh karena itu, perlu tindakan yang tepat untuk mencegah dan mengatasi cyberbullying. Berikut adalah 10 cara untuk mencegah dan mengatasi cyberbullying:
Jika Anda mengalami pelecehan atau intimidasi online, segera laporkan hal tersebut kepada pihak yang berwenang atau menghubungi hotline resmi yang disediakan oleh pemerintah. Misalkan seperti Cyber Crime Unit di Mabes Polri atau Satgas Nusantara yang juga membawa peran penting dalam memerangi masalah cyberbullying di Indonesia. Tindakan ini bisa membantu melindungi diri dan juga membantu pihak berwenang untuk mengambil tindakan terhadap pelaku cyberbullying.
Sebagai orang tua atau pendidik, sangat penting untuk memberikan pendidikan yang cukup mengenai teknologi digital dan penggunaannya yang bijak. Anak-anak perlu diberitahu tentang cara menggunakan teknologi secara aman dan bertanggung jawab, termasuk cara menggunakan media sosial dengan positif.
Perlu juga diingat bahwa orang tua dan keluarga sangat penting dalam memberikan dukungan dan mencegah cyberbullying pada anak-anak mereka. Ajak mereka berbicara mengenai masalah tersebut dan bantu mereka melihat situasi dari sudut pandang yang lebih positif.
Periksa kebiasaan online anak dengan memeriksa aktivitas online mereka secara teratur. Pastikan anak-anak buruh menggunakan media sosial dan platform online dengan bijak dan menyadari batasan-batasan yang ada.
Sebagai orang tua atau pendidik, terkadang Anda harus memberikan saran dan bantuan kepada anak-anak saat mereka menghadapi masalah cyberbullying. Jangan membiarkan mereka berurusan dengan masalah tersebut sendiri.
Sekolah, pemerintah, dan organisasi harus membuat kebijakan yang komprehensif mengenai penggunaan teknologi digital. Kebijakan tersebut harus mengatur penggunaan teknologi yang tidak boleh melecehkan atau merugikan orang lain.
Orang tua dan guru harus mempelajari cara efektif menangani dan merespon cyberbullying jika terjadi pada anak-anak mereka. Hal ini seperti cara berkomentar dan bereaksi pada media sosial atau cara melaporkan masalah cyberbullying bagi orang yang terkena dampaknya.
Melakukan perawatan diri termasuk menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. Ajari anak agar mengetahui diri sendiri, memiliki rasa percaya diri dan kesehatan mental yang baik. Semua hal tersebut dapat membantu mencegah dampak cyberbullying pada anak-anak.
Pantau aktivitas online anak secara teratur. Bentuk hubungan yang baik dengan anak-anak dan berbicara dengan mereka mengenai pengalaman online.
Jangan bereaksi terhadap pendapat atau komentar yang provokatif. Cyberbully biasanya mencari reaksi terhadap tindakan mereka dan mengambil kesempatan untuk membuat situasi semakin buruk. Jadi, lebih baik diam dan menghapus komentar yang tidak pantas daripada membakar api dan menunjukkan perlawanan.
Kesimpulan
Cyberbullying adalah bentuk pelecehan dan intimidasi yang terjadi di lingkungan digital. Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Bentuknya bisa dengan Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media sosial. perilaku cyberbullying berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.
Anak-anak dan remaja adalah kelompok usia yang paling rentan terpapar oleh cyberbullying. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), 85% dari korban cyberbullying di Indonesia berusia di bawah 18 tahun. Data ini cukup mengkhawatirkan mengingat semakin meningkatnya penetrasi internet di Indonesia dan semakin mudahnya anak-anak mengakses teknologi. Anak-anak yang kurang pengawasan dari orang tua atau yang tidak memahami resiko terkait penggunaan teknologi dapat menjadi korban cyberbullying. Kondisi ini adalah suatu masalah yang sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat dan perlu menjadi perhatian baik pihak orang tua, guru, maupun masyarakat pada umumnya.
Teknologi internet yang kini menjadi bagian dari kehidupan kita sehari – hari tentunya tak dapat dihindari. Oleh sebab itu, perlu peran aktif orang tua dalam mendampingi anak – anak berselancar di dunia maya. Dengan demikian anak dapat terhindar dari cyberbullying dan memanfaatkan teknologi internet secara aman. Nah, bagi Anda yang sedang mencari layanan internet fixed broadband bagi keluarga tercinta, kini telah hadir ICONNET dari PLN Icon Plus.
ICONNET merupakan salah satu pilihan layanan internet fixed broadband yang kini hadir di Indonesia dengan akses tanpa batas dan harga terjangkau. Sebagai salah satu lini produk baru dari PLN Icon Plus, ICONNET memberikan beragam promo menarik “ICONNET EDUCATE” pada bulan Mei ini bagi pelanggan baru antaralain.
Dalam rangka memeriahkan Hari Pendidikan Nasional, ICONNET juga memiliki promo spesial ‘Semarak Hardiknas’ khusus bagi pelanggan baru yang berprofesi sebagai guru / tenaga pendidik di lembaga pendidikan formal / nonformal atau penunjang penyelenggaraan pendidikan formal / nonformal. Dapatkan kesempatan memenangkan beragam hadiah menarik: Smart Watch, Speaker, Headset, dan puluhan Voucher Belanja. Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk dan promo ICONNET, Anda dapat mengunjungi iconnet.id atau mengunduh aplikasi PLN Mobile di Playstore maupun Appstore.
Dengan menggunakan ICONNET ini akan sangat membantu Anda beserta keluarga dalam memanfaatkan teknologi internet secara nyaman karena didukung oleh sinyal yang cepat dan stabil. Selamat mencoba! – IRKa