Anna, 21 tahun, tidak pernah membayangkan pagi itu akan menjadi akhir dari rutinitas biasa
dalam hidupnya. Dadanya mendadak terasa seperti dihimpit beban berat, napasnya
tersengal-sengal. Dunia di sekitarnya mulai memudar, suara riuh orang-orang di sekitarnya
semakin menjauh hingga lenyap. Dalam hitungan detik, semuanya menjadi gelap.
Ketika kesadaran itu perlahan kembali, tubuhnya tiba-tiba melonjak seperti tersentak oleh
arus listrik. Sesuatu yang dingin dan tajam menghantam dadanya, memaksa jantungnya
kembali berdetak. Alat defibrilator telah menyelamatkan nyawanya, tetapi rasa sakit dan
kebingungan mulai merayap di pikirannya.
Anna, 21 tahun, tidak pernah membayangkan pagi itu akan menjadi akhir dari rutinitas biasa
dalam hidupnya. Dadanya mendadak terasa seperti dihimpit beban berat, napasnya
tersengal-sengal. Dunia di sekitarnya mulai memudar, suara riuh orang-orang di sekitarnya
semakin menjauh hingga lenyap. Dalam hitungan detik, semuanya menjadi gelap.
Ketika kesadaran itu perlahan kembali, tubuhnya tiba-tiba melonjak seperti tersentak oleh
arus listrik. Sesuatu yang dingin dan tajam menghantam dadanya, memaksa jantungnya
kembali berdetak. Alat defibrilator telah menyelamatkan nyawanya, tetapi rasa sakit dan
kebingungan mulai merayap di pikirannya.