Tahun lalu suami minta izin akan mengikuti kompetisi gaming. Saya mengizinkan saja selama itu tidak menganggu pekerjaan atau waktu istirahat. Tapi saya baru ingat, kalau dia selalu main game menggunakan HP-nya yang sudah berusia hampir lima tahun. Kebayang kan?
Walaupun dalam kompetisi ini saya juga tidak berekspektasi tentang kemenangan. Tapi sempat terbesit rasa kasihan padanya yang sudah bertahun-tahun belum ganti HP. Pasti itu berpengaruh dalam performa main game-nya. Apalagi ketika kompetisi, lawannya boleh jadi menggunakan berbagai perangkat yang mendukung.
Dulu, saya tidak terlalu suka dengan orang yang bermain game. Tapi setelah menikah saya menyadari bahwa game bisa jadi ladang hiburan yang cukup murah bagi suami saya. Lagipula, suami saya selalu mendukung beragam hobi saya. Lantas saya jadi tidak punya alasan untuk melarangnya bermain game.