fbpx

Ayah Idaman Anak Perempuan Sedunia

14 October, 2022

Cerita Almarhum Bapak, Galak Tapi Mencintai Anak-Anaknya

Bagi yang sering main ke blog ini, dan membaca banyak tulisan saya, mungkin pernah atau sering membaca curhatan saya tentang bapak, yang merupakan sosok lelaki galak dan menyebalkan.

Lesti kejora dan ayahnya di kantor polisi
Bapak yang bikin saya punya banyak trauma masa kecil, karena temperamentalnya, suka ngamuk, suka mukulin betis saya, memaksa saya harus juara 1 di sekolah, atau betis saya biru dipukuli beliau.
Bapak yang kalau marah sama mama, selalu memegang parang, dan mencari kami anak-anaknya, dan mengancam akan membunuh kami.
Sungguh, tak terlukiskan betapa bencinya saya, kepada sosok bapak, ketika kecil dulu.
Gara-gara bapak, saya melewati masa kecil yang penuh trauma.
Gara-gara bapak, saya sering berdoa di waktu kecil, agar kelak setelah besar bisa pergi jauh dari mereka.
Gara-gara bapak, saya trauma sama lelaki, sulit menerima perhatian lelaki, takut mempunyai hubungan, takut dapat lelaki yang temperamen kayak bapak.
Namun, semua itu berubah, ketika saya beranjak dewasa.
Bapak berhenti memukul bahkan memarahi kami, sejak kami dewasa, kalau nggak salah setelah STM, bapak udah jarang, bahkan terlihat nggak berani lagi bahkan sekadar memarahi saya.
Terlebih, ketika saya akhirnya kuliah di Surabaya.
Betapa hangatnya hati, ketika hampir setahun nggak pulang, lalu ketika lebaran saya pulang tak bilang-bilang ke orang tua.
Saya pulang bersama tante yang kebetulan main ke Surabaya.
Ketika sampai depan rumah, bapak terlihat berbahagia sekali, saking bahagianya, bapak menggendong saya, anak gadisnya yang udah kuliah.
Huhuhu.
Saya jadi kembali teringat, betapa sebenarnya bapak sangat mencintai kami, terutama saya.
Teringat, ketika masih kecil, dan saya sakit, bapaklah yang setia menggendong saya, sampai saya udah SDpun, bapak masih menggendong saya.
Dan, yang paling bikin saya sedih dan menyesali masa-masa sedikitnya waktu bersama beliau karena akhirnya doa masa kecil saya terkabulkan, saya jauh dari mereka.
Adalah ketika akhirnya saya menikah, membina rumah tangga.
Saya beruntung, di saat ortu lainnya punya segudang syarat yang seringnya memberatkan anaknya mencari jodoh.
Bapak adalah sosok yang menepati janjinya.
Iya, beliau sering berjanji kepada kami ketika masih kecil dulu, di mana kami dilarang keras untuk pacaran ketika sedang sekolah.
Sebagai gantinya, bapak berjanji akan membiarkan kami memilih siapapun jodoh kami, setelah kami lulus kuliah.
Bapak tidak akan mempermasalahkan apapun tentang lelaki pilihan kami, anaknya.
Mau dari suku mana kek, orang bule sekalipun, bahkan beda agama sekalipun, bapak janji akan membebaskan kami memilih sendiri.
Dan janji itu ditepati.
Saya membawa lelaki pilihan sendiri, yang sebenarnya jauh dari idaman para ortu wanita kebanyakan.
Seorang lelaki yang jangankan menjadi PNS seperti lelaki idaman para mertua di Buton ya.

Atau tentara maupun polisi, which is bapak saya suka banget kedua profesi tersebut.

Saya malah membawa lelaki yang belum punya kerjaan tetap, tampang juga biasa aja, harta juga nggak ada. Bahkan si lelaki sama sekali tidak pandai mengambil hati kedua orang tua saya.

Tapi toh bapak sudah berjanji, dan dia menyetujui semua pilihan saya.
5 tahun setelah pernikahan saya, akhirnya rumah tangga kami dilanda prahara.
Saya yang merasa nggak punya siapa-siapa di Jawa, akhirnya menelpon orang tua dan mengabarkan tentang kondisi kami, di mana suami malah tega membiarkan kami sendirian.
Bapak murka mendengarnya.
Dan melalui mama, beliau meminta bahkan memaksa saya pulang ke Buton, dan mereka langsung mengirimi tiket.
Dasar sayanya bucin kali ya, bisa-bisanya saya pulang, sambil mengajak si suami.
Dan betapa bangganya saya, bapak yang awalnya sangat murka kepada si suami, melihat saya pulang dan kami terlihat baik-baik saja.
Seketika bapak tersenyum dan ramah menyambut saya maupun suami di Buton.
Masha Allah…
Saya kenal banget sosok bapak yang bisa ramah menyambut suami saya tersebut.
Dia adalah sosok lelaki yang sangat temperamen dan pemarah.
Oh ya, ketika SMP, bapak pernah menampar dan menghukum seorang teman kelas saya, yang mana memang anaknya terkenal nakal.
Dia bikin saya nangis, dan bapak tahu hal itu, langsung mencari anak tersebut, dan menghukumnya dengan disuruh berenang di lumpur.
Bapak saya dulunya terkenal dengan kegalakannya, dan banyak orang memilih nggak mau berurusan dengan beliau, karena memang kakek saya seorang guru silat yang disegani banyak orang.
Karenanya mereka takut, ilmu kakek juga dimiliki sama Bapak.
Dan, betapa takjubnya saya.
Sosok bapak yang galak itu, bisa tersenyum ramah menahan marahnya, demi menghargai saya sebagai istri dari lelaki yang sebenarnya dia kesali itu.
Selengkapnya, baca di sini ya 🙂
Baca Selengkapnya
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
@reyneraea
Seorang ibu dengan 2 putra yang suka berbagi pengalaman diri lewat tulisan

Halo, !

Categories

More than 3500 female bloggers registered

PT. PEREMPUAN DIGITAL INDONESIA
Cyber 2 Tower 11TH Floor JL HR Rasuna Said Jakarta Selatan

calendar-full
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram