Kelahiran anak pertama menjadi kebahagiaan tersendiri untuk keluarga. Itulah yang saya rasakan. Tidak hanya saya dan suami sebagai orang tua. Orang tua saya dan mertua juga merasakan kebahagiaan. Semua seakan berlomba memberikan yang terbaik untuk bayi baru lahir. Namun, tetap saja tidak semua hal yang dianggap baik adalah baik.
Saya merasakan betul bagaimana prinsip saya dan ibu sangat jauh berbeda, apalagi dengan mertua saya. Hamper tiap hari saya berdebat dengan ibu. Untuk mertua sendiri hanya saya dengarkan, saya anggap sebagai angina lalu. Percuma juga menyanggah pendapat mertua karena karakternya yang terlalu jawa dan kolot.
Yang sering saya debatkan adalah pemakaian bedong pada bayi. Saya sudah menyarankan pada ibu untuk memakaikan bedong pada bayi secara longgar, tapi malah ditolak. Alasannya ya tentu tidak masuk akal untuk saya.
Pemakaian Bedong Menurut Orang Jawa
Ibu, mertua, dan orang-orang sekitar saya menyarankan pemakaian bedong pada bayi agar tangan dan kakinya lurus saat dewasa. Saya sendiri heran dengan alasan tersebut. Apa pengaruhnya bedong pada tangan dan kaki bayi?
Memang, orang jawa sendiri memakaian bedong pada bayi cukup membuat saya ngeri. Pasalnya tangan dan kaki bayi dipaksa lurus, baru dipakaiakan bedong secara ketat. Membuat saya merasa kegerahan sendiri.
Manfaat Bedong untuk Bayi
Sejatinya pemakaian bedong bukan untuk alasan yang dipaparkan kebanyakan orang jawa. Melainkan membedong bayi memiliki manfaat dari sisi medis.
Membedong bayi memiliki manfaat memberi kehangatan. Ini akan mengingat bayi pada lingkungan sebelumnya ketika di dalam Rahim. Dengan begitu akan membuat bayi merasa lebih nyaman dan nyenyak ketika tidur.
Selain manfaat di atas, bedong juga berfungsi mengurangi risiko SIDS (sudden infant death syndrome) pada bayi baru lahir. Membendong bayi membuat bayi sulit bergerak leluasa ke mana-mana ketika tidur, sehingga melindungi bayi dari hal-hal berbahaya.
Karena perasaan hangat seperti berada di dalam Rahim akan membantu bayi lebih tenang. Bayi yang dibedong biasanya jarang nangis. Jika pun bayi menangis ketika di bedong, itu artinya bayi inign kaki atau tangannya bergerak bebas. Jadi, bedong bisa dilonggarkan untuk bayi bisa sedikit bergerak.
Dengan membedong bayi akan membuat bayi tidak bisa bergerak bebas, Ini akan membantu perkembangan ketrampilan motoric bayi ke depannya.
Hal-Hal yang Perlu diperhatikan dalam Membedong
Membedong bayi memang baik karena memberi kehangatan. Namun, juga perlu diperhatikan agar bayi tetap merasa aman dan nyaman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membedong bayi, di antaranya:
Sayangnya banyak orang yang membedong bayi dengan ketat dengan alasan agar kaki dan tangan lurus. Baiknya, membedong bayi dengan sedikit longgar. Tidak terlalu ketat. Agar bayi bisa sedikit bergerak.
Baiknya bayi dibedong dengan kain yang tidak berat juga tebal yang dapat menekan dada, lengan, atau kakinya.
Pastikan bayi tidur dengan posisi telentang. Karena posisi telungkup akan mempengaruhi jalan napas bayi yang bisa menyebabkan SIDS. Pastikan bayi terhindar dari berbagai benda-benda yang bisa mempengaruhi jalan napasnya, seperti selimut atau guling.
Kesimpulan
Sejatinya pemakaian bedong boleh saja dilakukan, apalagi untuk bayi premature. Namun, alangkah baiknya jika pemakaian bedong dilakukan dengan tujuan memberi kehangatan, kenyamanan, dan keamanan pada bayi. Bukan menyulitkan bayi apalagi memberi dampak buruk, seperti merusak persendian kaki atau pinggul. Yuk, lebih cerdas!