Untuk teman lama atau orang yang sudah sering membaca tulisan saya di blog, mungkin sudah cukup paham dengan saya yang senang sekali belajar hal baru. Sepertinya nyaris setiap tahun muncul di dalam resolusi saya untuk bisa belajar bahasa baru dengan lebih baik.
Saya pernah belajar bahasa Portugis, Belanda, Prancis, dan beberapa bahasa lainnya.
Saya juga masih belajar bahasa Ibrani, masih ogah belajar bahasa Mandarin walau sangat penting, dan masih terus berusaha meningkatkan bahasa Inggris saya.
Beberapa bulan belakangan, tepatnya sudah hampir setahun malahan, saya belajar bahasa Korea bersama dengan komunitas di Discord, bernama Bangtan Academy.
Dari namanya saja sudah terlihat jelas arah dan tujuannya, ya, kami sama-sama belajar bahasa Korea di server Discord yang memang isinya penggemar BTS. Walau tidak semua pelajaran atau kelas kami terkait dengan BTS, tapi BTS menjadi tema yang kuat dalam server.
Selama belajar bersama dengan teman-teman Bangtan Academy, saya merasakan sendiri improvement yang cukup besar dibandingkan dengan selama ini saya belajar secara mandiri.
Membuat saya memiliki kesadaran bahwa ternyata saya tidak punya dispilin dalam diri, sehingga tidak bisa self-study. Saya perlu kelas, saya perlu dorongan untuk belajar. Dan saya senang berada dalam lingkungan yang mendukung saya untuk bisa belajar bersama.
Progress saya terbilang lebih lambat daripada teman-teman saya yang lain. Kebanyakan teman saya sudah naik level, tapi saya tidak terlalu berkecil hati karena saya tahu mereka belajar lebih giat daripada saya.
Hal lain yang saya pelajari adalah saya jadi mengenal metode belajar saya.
Saya cepat bosan dengan materi yang berulang, saya orang yang sangat visual dan mau gampang, dan juga saya tidak mau kalau melakukan kesalahan.
Jadi, aplikasi belajar bahasa di handphone (Memrise, Duolingo, dan Drops) adalah pilihan yang tepat untuk saya sejauh ini.
Saya belajar untuk bisa menantang diri saya dengan lebih lagi, tidak terus di zona nyaman, agar bisa benar-benar naik level.
Karena sejauh ini, kelemahan saya adalah, saya tidak terlalu serius untuk mencari hal yang baru, nyaman dengan yang tersedia saja.
Nah, kebetulan, ada kegiatan bersama di server discord, dimana kami diajak untuk membuat habit baru yang tentunya lebih baik daripada keseharian.
Salah satu yang ingin saya tingkatkan adalah tingkat keseriusan saya dalam belajar bahasa, termasuk sharing pengalaman belajar saya di blog, haha.
Sebenarnya saya tertarik untuk belajar dan berbagi di blog, karena saya menonton video tentang cara efektif untuk belajar adalah dengan berbagi apa yang kita pelajari.
Saya sendiri sedang belajar di buku kedua dari TTMIK, dan membantu saya belajar lebih baik lagi. Walau tentu saja banyak yang saya lupa konsepnya setelah selesai baca, haha. Itulah pentingnya latihan dan penggunaan secara berulang.
Video itu membuat saya keidean untuk menonton RUN BTS tanpa subtitle, yang lalu saya sesali karena saya benar-benar blank, gak ngerti apa yang diomongin, haha. Saya akan coba untuk nonton drama terlebih dulu, atau mungkin cooking show, gak cocok sepertinya RUN BTS karena pembicaraan mereka cepat banget dan jadinya saya bingung karena gak tahu apa jalan ceritanya, haha.
Oh iya, di video tadi, dijelaskan juga bahwa ANKI adalah salah satu platform belajar yang bagus, yang juga gak bisa relate sama saya karena saya malas, haha. Mungkin saya akan coba lagi demi belajar lebih banyak lagi.
Hal menarik lainnya adalah bahwa kita perlu untuk memahami bahwa belajar bahasa berarti juga belajar culture negara tersebut, belajar memahami bahasa tersebut dari sudut pandang native people atau orang yang memang terbiasa dan terlahir menggunakan bahasa tersebut.
Contoh yang paling gampang, untuk bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki struktur MD atau menjelaskan-dijelaskan. Sedangkan kebalikannya untuk bahasa Inggris.
Sepeda merah = red bike. Sepeda adalah benda, dijelaskan bahwa dia berwarna merah. Sedangkan untuk bahasa Inggris, dijelaskan dulu bahwa sepeda itu berwarna merah.
Kemudian untuk struktur kalimat dalam bahasa Korea, adalah SOV, sedangkan Indonesia SVO. Subject, Verb, Object.
Contoh: 저는한국어를가르칩니다 (secara harafiah berarti Saya -bahasa Korea- mengajar) [Subject – Object – Verb]
Saya mengajar bahasa Korea -> dalam Bahasa Indonesia [Subject – Verb – Object]
Hal ini yang membuat saya sering ragu untuk menulis kalimat sendiri, tapi saya juga sadar bahwa saya harus terus berlatih, semangat!
Kalau kalian punya saran atau mau cerita pengalaman belajar bahasa kalian, boleh banget, ya! Mungkin bisa menjadi inspirasi buat saya dan yang lain juga 😀
Cheers, zisseL
Baca Selengkapnya
Visit Blog