Tidak seperti Metode Pendidikan Montessori yang cukup familiar di Indonesia, Metode Pendidikan Charlotte Mason sepertinya masih belum terlalu banyak diketahui. Bisa jadi, siapa pun yang baru mendengar tentang Charlotte Mason mungkin akan bertanya-tanya, tentang metode apa ini? Lalu, siapa Charlotte Mason itu? Dan, apa hubungannya dengan dunia pendidikan?
Sebagai awalan, aku akan mengajak Smartparents untuk berkenalan lebih dahulu dengan sosok Charlotte Mason, agar kita dapat memahaminya sedikit demi sedikit.
Sang Guru Filosofis
Charlotte Mason adalah seorang filsuf pendidikan sekaligus sebagai pendidik yang berasal dari Inggris sekitar akhir abad ke-19. Beliau memiliki pengalaman yang sangat lama dalam berinteraksi dengan anak-anak sekaligus menjadi pengajar bagi guru/orang tua yang ingin memberikan pendidikan rumah bagi anak-anaknya. Seperti visinya tentang pendidikan, yakni “Liberal Education for All”.
Maksud dari pendidikan liberal bagi setiap anak di sini adalah pendidikan bagi anak manapun tanpa membeda-bedakan ras, strata sosial ekonomi dan gender. Hal ini dikarenakan secara historis bahwa pada masa itu pendidikan anak di Inggris sangat dipengaruhi oleh status sosial ekonomi keluarganya. Ada yang beranggapan bahwa anak-anak keluarga miskin memang ditakdirkan memiliki inteligensi yang rendah, jadi percuma anak itu dididik karena kelak ia akan tetap menjadi “keset sosial” dan warga yang tak beradab; lalu bahwa anak-anak perempuan cukup belajar di rumah sebab mereka hanya akan menjadi istri dan mengurus rumah tangga. Maka dari itu, Charlotte Mason menyuarakan pendidikan liberal bagi setiap anak tanpa membedakan ras, kelas sosial ekonomi maupun gender. Beliau yakin bahwa setiap anak terlahir setara, oleh karena itu anak berhak dan mampu untuk mengenyam kesempatan pendidikan yang setara pula. Namun, untuk menjalani metode pendidikan yang “memuaskan anak-anak tercerdas dan menyingkap intelegensi anak-anak terlamban”, seorang pendidik (guru/orang tua) pertama-tama harus yakin bahwa potensi kecerdasan itu memang tersimpan di dalam diri semua anak.
Yang mengejutkan adalah, bahwa wawasan dan cara pandang Charlotte Mason sangat jauh ke depan. Filosofi dan metode pendidikan yang beliau kembangkan ini sangat revolusioner dan masih terasa segar, baik pada masanya maupun pada zaman sekarang ini. Beliau mengusung gaya pendidikan yang memanusiakan setiap anak di dunia, serta merumuskan “a working philosophy” yaitu suatu filosofi pendidikan dengan metode yang bisa dipraktikan, jadi tidak hanya sekedar teori saja.
Sebagai seorang Kristiani yang taat, prinip dan praktik pendidikan Charlotte Mason tumbuh dari imannya. Beliau percaya bahwa semua anak (tanpa dilihat dari kelas sosial mereka) terlahir membawa citra Tuhan sebagai pribadi yang utuh dengan segenap hasrat, opini dan potensinya sendiri-sendiri. Perlu Smartparents ingat, bahwa potensi itu tidak semuanya baik ataupun semuanya buruk, melainkan akan memiliki kecenderungan menjadi baik ataupun buruk sehingga di sinilah peran pendidik (orang tua/guru) untuk memunculkan segenap potensi kebaikan anak dan mendampinginya dalam mengatasi segala kelemahannya.
Oleh karena itu, Charlotte Mason meyakini bahwa anak dari segala usia harus dihormati dengan cara tidak dimanipulasi agar tampak tahu banyak melalui penghafalan (baik menipulasi melalui rasa malu, iming-iming atau hadiah, mempermainkan hasrat, dan sebagainya). Satu-satunya cara mendidik yang beliau percayai adalah melalui atmosfer, disiplin dan hidup, “Education is an atmosphere, a dicipline, a life”. Melalui instrumen pendidikan berupa teladan guru/orang tua (maksudnya: atmosfer), pembentukan kebiasaan dalam suasana cinta dan rasa hormat (maksudnya: disiplin), serta memberi makan pikiran dengan ide-ide yang hidup (maksudnya: ide hidup), anak-anak dari kelas dan kemampuan apapun dapat hidup berkelimpahan dalam hubungan yang bahagia dengan diri mereka sendiri, dengan sesama dan dengan dunia sekitarnya, serta Pencipta-NYA.
Anak yang berharga, selain sudah membawa potensi masing-masing yang ada pada dirinya, juga terlebih karena pada dirinya dijumpai suatu misteri kepribadian yang membuat seseorang menjadi manusia. Jadi, sebagai manusia, anak adalah makhluk berjiwa yang memiliki akal budi sebagai instrumen spiritual yang menggerakan kehidupannya dan sekitarnya. Di ranah spiritual inilah yang menjadi sasaran dari Metode Pendidikan Charlotte Mason, sebab beliau percaya, hanya ketika akal budi bekerja dan tergugah maka pertumbuhan dan pemuliaan karakter diri, tujuan ideal pendidikan yang diusung dalam pendidikan dengan Metode Charlotte Mason ini bisa tercapai.
Itu tadi perkenalan kita dengan sosok Charlotte Mason serta pemikiran progresifnya di bidang pendidikan. Next, aku akan mengajak Smartparents untuk pelan-pelan memahami tentang Metode Pendidikan Charlotte Mason yang sangat berbeda dari sekolah tradisional (sekolah ala “pabrik” yang bersifat utilitarian yaitu yang berorientasi hanya sekedar mencetak tenaga kerja), serta kita juga perlu mengenal karakteristik pendidikan dengan Metode Charlotte Mason yang berlandaskan pada rumusan filosofi pendidikannya.
Yuk, kita belajar bersama-sama
Referensi:
1. Ellen Kristi, Cinta Yang Berpikir, halaman 2.
2. Charlotte Mason Volume VI, halaman 28.