Aku menyukai jenis bacaan yang seperti berada di padang gurun pasir. Setelah terus berjalan tertatih-tatih, jatuh, bangun, panas, lelah, semua bisa terlalui, sampai akhirnya menemukan air untuk bisa melepas seluruh dahaga. Dan End.
Bacaan tentang kesedihan yang nyaris berputus asa namun tetap mampu mempertahankan harapan sampai akhirnya harapan itu membuahkan hasil. Atau genre bacaan ini sering disebut angst tapi happy ending. Yaps, membaca novel adalah hiburan tersendiri bagi aku, tapi kalau pada akhirnya tidak happy ending dan hanya meninggalkan bacaan yang membekas karena sad ending, rasanya tetap masih ada yang kurang. Memang ini kembali lagi ke masing-masing selera. Tapi bagi aku, happy ending adalah seperti kewajiban dalam akhir cerita. Karena membaca novel adalah hiburan, maka hiburan itu sendiri sifatnya harus bisa memberi kepuasan bentuk dari pengalihan dunia nyata.
Karena berbeda dengan dunia nyata yang kita semua tahu bagaimana endingnya? Manusia pada akhirnya akan di kebumikan, di mana akan ada kesedihan yang sempat mampir di sana—di hati yang ditinggalkan. Maka aku mencari bacaan yang potongan endingnya adalah tentang kebahagiaan. Walaupun definisi bahagia sendiri bermacam-macam.
Dan novel hari-1 yang ku baca adalah Dalam Detak Karya Umi Astuti.