Setelah hampir tiga bulan terakhir mengalami reading slump, setiap memulai baca buku nggak ada yang selesai, akhirnya diawal tahun 2022 ini aku menemukan satu buku yang tuntas ku baca dalam satu hari! Yup, judul bukunya “The Little Book of Sloth Philosophy” karya Jennifer McCartney. Padahal jelas-jelas didalam bukunya sudah diingatkan untuk tidak membaca cepat-cepat, tetapi entah mengapa aku membabat habis buku ini dalam waktu kurang dari satu hari. Bukan karena ingin buru-buru selesai yaaa, tapi karena terlalu menikmati isinya sehingga tidak terasa sudah sampai akhir halaman. Rasanya senang sekali, akhirnya semangat membacaku kembali.
Mengapa aku begitu tertarik dengan buku ini? Menurutku, buku ini termasuk kategori bacaan yang cukup ringan namun isi didalamnya memberikan banyak perspektif baru. Disaat banyak orang yang mengagung-agungkan produktifitas, mungkin ada sebagian orang yang lain justru merasa overhelmed karena tidak bisa mengikuti pergerakan yang begitu cepat. Mereka merasa tertinggal karena tidak dapat menyamakan kecepatan. Hal ini mengakibatkan tingkat stress, kecemasan dan perasaan tertekan begitu tinggi yang akhirnya membuat kita kewalahan.
Dalam buku “The Little Book of Sloth Philosophy” membahas tentang bagaimana caranya untuk hidup santai dengan menerapkan Filosofi Kungkang (Sloth Philosophy). Buku ini terbagi menjadi dua bagian, pada bagian pertama membahas tentang Filosofi Kungkang itu sendiri dan pada bagian kedua berisi pedoman praktis dalam berbagai aspek seperti kesehatan lahir dan batin, makanan dan minuman, pekerjaan dan sekolah, love and relationships, dan masih banyak lainnya.
Tentunya, aku tidak akan menjabarkan keseluruhan isi buku pada tulisan ini, tetapi aku coba menuliskan beberapa hal yang menjadi favoritku dalam buku ini.
Santai saja, tidak perlu buru-buru
Tanpa kita sadari, sejak kecil kita sudah diajarkan untuk menjadi kompetitif. Siapa yang tidak bisa menyamakan langkah, dia kalah. Saat dewasa, kita merasa cemas dan gagal ketika tidak dapat mengikuti ritme. Merasa selalu harus terlibat dalam segala hal dan cepat dalam mengambil kesempatan karena tidak datang dua kali. Sehingga, seringkali kita memaksakan diri terlibat pada hal-hal yang mungkin tidak membuat kita nyaman. Dalam Filosofi Kungkang, kita diajarkan tidak perlu selalu terlibat dalam setiap situasi. Sesekali menjadi pendengar dan hanya mengamati tidak apa-apa. Satu hal yang terpenting adalah kita tahu kapan waktu harus terlibat, rehat sejenak dan mendengarkan.
Tidak Perlu Terburu-buru dalam Memutuskan
Kita sering dituntut untuk buru-buru dalam memutuskan tanpa diberikan waktu lebih untuk berpikir. Seperti menentukan jurusan kuliah, pilihan karir, bahkan pendamping hidup. Semua harus cepat-cepat diputuskan karena adanya standar sosial yang melekat. Setelah lulus SMA harus segera kuliah, tanpa kita sempat mencari tahu bidang apa yang ingin kita tekuni. Lulus kuliah harus langsung tahu mau jadi apa jika tidak maka dapat dipastikan tidak akan sukses dimasa depan. Menikah buru-buru karena sudah berada pada usia “rawan” menurut standar sosial. Kalau tidak cepat-cepat menikah, nanti susah jodohnya. Kita seperti dikejar-kejar waktu sehingga lupa menikmati momen.
Dalam Filosofi Kungkang, kita memiliki waktu kita sendiri. Tidak peduli seberapa lamanya, kita akan sampai sesuai dengan waktu kita. Banyak orang yang sukses diusia yang tidak lagi muda, jadi mengapa harus buru-buru untuk sukses dibawah usia 30 tahun? Semua memiliki waktunya masing-masing, jadi nikmatilah setiap proses yang sedang kita jalani.
Buatlah Tarianmu Sendiri
Standar sosial membuat kita kehilangan diri sendiri. Seringkali, kita lebih mendengarkan apa kata orang daripada kata hati. Ketika kita tidak sesuai dengan apa yang menjadi selera orang lain, kita merasa tidak layak. Mencintai diri sendiri adalah salah satu bagian dari Filosofi Kungkang, dimana Kungkang sangat nyaman merawat diri sesuai dengan apa yang dia inginkan. Tidak perlu mengikuti apa yang sedang menjadi tren, apa yang disukai orang lain, lakukan apa yang kita ingin lakukan. Jangan membebani diri dengan standar yang diciptakan orang lain.
…..
Membaca buku ini menjadi refleksi tersendiri buatku. Biasanya, diawal tahun aku sudah sibuk untuk membuat resolusi dan menetapkan berbagai macam target yang terkadang justru menjadi beban sehingga saat menjalaninya aku merasa tertekan. Namun, tahun ini aku mencoba untuk membuat waktuku sendiri. Aku tetap memiliki tujuan dan target, tetapi aku tak mau buru-buru. Aku akan menikmati setiap prosesnya tanpa terbebani apabila ada hal yang tidak sempurna atau tidak tercapai saat ini juga. Aku juga ingin memberikan ruang istirahat untuk diriku, dan mengizinkan bersantai sejenak ditengah rutinitas yang begitu padat. Prioritasku adalah diriku dan orang-orang yang aku cintai, sehingga secara perlahan aku akan belajar tidak ambil pusing pada hal-hal yang bukan menjadi prioritasku. Hempaskan segala drama tidak penting.
Kalau kamu, apa yang menjadi targetmu tahun ini?
Tidak perlu buru-buru, kamu bisa mengambil waktumu kapan saja. Jalani hidupmu senyaman mungkin. Jika saat ini kamu sedang merasa kewalahan, siapa tahu buku ini cocok untukmu! Semoga review ini membantumu!
Happy New Year 2022! May this year filled with blessings!
Tantri DP