Ini Cuma Buat Ibu yang Resign, ya?
Enggak, dong. Di bab-bab awal, saya menuliskan panjang lebar menganai pertimbangan apa saja yang mesti dipikirkan ibu, sebisa mungkin didiskusikan sematang-matangnya dengan suami atau pihak terdekat ibu, agar keputusan yang diambil tidak hanya mengandalkan perasaan. Maklum, ibu-ibu cenderung condong ke perkara hati, apalagi sudah ada alasan anak, keluarga yang sakit atau segala yang mengandalkan “rasa”.
Tidak bisa memandangnya dari satu sudut pandang saja.
Ketika ibu telah memilih resign, dampaknya akan saling berkaitan. Mulai dari keuangan, mental ibu, kebiasaan hidup, pembagian tanggung jawab dengan suami, manajemen waktu, dan banyak lagi. Belum lagi kemungkinan-kemungkinan yang berhubungan dengan keluarga besar.
Ada juga pembahasan mengenai kenyataan hidup ibu bekerja dan ibu rumah tangga yang sama-sama memiliki tantangan dan indahnya masing-masing. Tidak ada mana yang baik atau buruk, yang ada adalah mana yang terbaik dan paling tepat untuk ibu. Tentunya sesuai dengan kondisi dan keadaan setiap ibu.
Baca review buku Ketika Ibu Resign selengkapnya di blog, ya.
Baca Selengkapnya
Visit Blog