Assalamu’alaykum Diaris.
Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata ‘ngabuburit’?. Sebenarnya ngabuburit itu apa sih?. Ngabuburit merupakan salah satu kegiatan atau bisa juga disebut sebagai tradisi di bulan Ramadan yaitu menunggu adzan Maghrib menjelang waktu berbuka puasa. Setiap umat muslim memiliki cara masing-masing saat menunggu waktu berbuka puasa atau yang disebut ngabuburit. Ada yang jalan-jalan sore sambil mencari takjil, ada yang membaca buku, masak takjil sendiri, olahraga, sampai mengikuti kegiatan keagamaan, dan masih banyak lagi cara lainnya.
Dulu waktu masih kecil, aku biasanya ngabuburit dengan cara membantu Mama masak menu makan malam dan takjil, lalu nonton acara-acara Ramadan di televisi sampai tiba waktunya berbuka. Setelah merantau, kegiatan ngabuburitku berubah menjadi jalan-jalan santai di sore hari sambil mencari takjil dan makanan untuk makan malam. Paling males deh kalau harus keluar sore-sore di bulan Ramadan karena aku harus berdesakkan dengan orang-orang yang juga sibuk mencari takjil. Nggak hanya bersenggolan dengan orang-orang, melainkan dengan kendaraan juga. Itu cerita waktu aku masih kuliah. Beda lagi saat aku udah kerja, lebih praktis, cukup beli takjil dan makan malam di aplikasi jajan online aja. Aku tinggal rebahan menunggu makanan datang tanpa perlu berdesakkan. Ngabuburitku ya rebahan, rehat dari aktivitas seharian.
Sekarang statusku bukan lagi anak kecil, bukan juga mahasiswa, bukan juga karyawan swasta. Sekarang profesiku adalah sebagai ibu rumah tangga dengan satu anak balita yang setiap hari menghabiskan waktu hanya di rumah dengan beraneka kegiatan rumahan yang alurnya seperti roda berputar tanpa henti, hehehe.
Tak perlu kujelaskan pun sudah tergambar seperti apa kegiatan ngabuburitku di bulan Ramadan ini, sama dengan kegiatan sehari-hari, selain mengerjakan pekerjaan rumah, ya menemani anak balitaku bermain, kadang selang-seling sambil melakukan hobiku yaitu nulis di blog kesayangan atau membaca buku. Dengan begitu nggak terasa udah waktunya berbuka puasa aja kan ya.
Jujur sih kadang aku merasa bosan dengan rutinitasku ini, dan kupikir itu manusiawi ya. Apalagi saat menemani anak balitaku bermain yang kini mulai senang berimajinasi dengan mainannya, dia lagi senang bercerita sambil memainkan mainannya. Kadang aku berusaha untuk melibatkan diri dalam imajinasinya, tapi tak jarang dia menolak aku untuk ikut bermain dengannya. Alhasil aku hanya menonton anak balitaku bercerita.
Melihat tumbuh kembang anak balitaku setiap harinya membuatku berpikir bahwa menjadi orang tua itu memang harus dinamis, harus bisa mengimbangi setiap perkembangan anak supaya bisa terlibat dalam setiap kegiatannya. Tak jarang aku gugling tentang kegiatan apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk mendukung setiap perkembangan anak balita, kalau di sekolah ya semacam silabus gitu. Udah kayak guru aja ya, tapi ya memang seperti itulah peran orang tua. Anak belajar, orang tua pun harus belajar.