Di sebuah taman kampus, obrolan yang menyenangkan dan canda tawa terjadi. Tepatnya di bawah pohon besar belakang gedung perpustakaan, aku beserta teman-teman PKL menikmati waktu istirahat dengan bahagia. Waktu berlalu dengan cepat, aku pun melirik arloji ku yang sudah menunjukkan pukul 13.00 waktu Indonesia Barat.
Aku jadi mendesah tak semangat. Seperti biasa merasa tidak rela meninggalkan waktu istirahat yang menyenangkan bersama teman-teman. Tapi bagaimana lagi, aku hanya anak PKL yang harus tau diri bersikap baik karena membawa nama sekolah.
“Woi, aku balik ya …” kata ku berpamitan sambil memakai almamater warna biru cerah. Itu simbol asal sekolah kami.
“Cepet amat Ta, nanti dulu ngapa,” sahut teman ku yang bernama Nella.
“Mana bisa nanti, dimarahin Pak Kasmir bisa-bisa.”
“Oh iya deng, bos mu kan galak ya,” kata Nella. “Ya udah sana balik, nanti pulang bareng-bareng.”
“Oke!” seru ku mengangkat jempol, kemudian meninggalkan teman-teman ku yang masih menikmati waktu istirahat mereka.
Kami berdua belas ditugaskan di tempat yang berbeda-beda di kampus tempat kami PKL. Aku bersama Dira di bagian akademik dan kemahasiswaan, dimana sekarang lagi sibuk-sibuknya dengan pendaftaran mahasiswa baru. Bahkan dari koridor belakang aku sudah mendengar keramaian yang aku yakini para mahasiswa baru. Dira tadi tidak ikut istirahat dan dia tetap tinggal di ruangan, pasti dia sangat kerepotan sekarang.
Aku lantas mempercepat langkah ku dan melihat di depan loket pendaftaran, para calon mahasiswa baru sedang mengantri, ada yang duduk, ada juga yang berdiri, aku semakin mempercepat langkah ku.
Ketika mulai dekat, baru ku sadari bahwa ada seseorang yang sangat menarik untuk di lihat. Dia sedang duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya. Mungkin karena aku memakai seragam SMA, putih abu-abu, jadi sebagian calon mahasiswa baru itu melihat ke arah ku.
Aku pun melihat ke arah mereka dan tidak sengaja malah menatap mata cowok yang tadi sibuk dengan ponselnya. Walaupun hanya sebentar tapi aku merasakan gugup yang tiba-tiba menyerang. Aku tetap berjalan melewati mereka, masuk ke dalam gedung dan menaiki tangga untuk menuju mushola terlebih dahulu.