Jika ada buku yang mampu menggabungkan keajaiban imajinasi anak-anak dengan realita pahit kehidupan, Bridge to Terabithia adalah salah satunya. Katherine Paterson tidak sekadar menulis kisah persahabatan dua anak kecil, Jess Aarons dan Leslie Burke. Ia menyulam cerita tentang bagaimana manusia—bahkan yang masih belia—belajar menghadapi kehilangan, menemukan kekuatan dalam fantasi, dan akhirnya memahami bahwa harapan bisa tumbuh dari luka yang paling dalam.
Jess Aarons, bocah lelaki pemalu dari keluarga sederhana, hanya punya satu ambisi: menjadi pelari tercepat di sekolah. Mimpi itu buyar ketika Leslie Burke, gadis baru yang enerjik dan penuh imajinasi, mengalahkannya dalam lomba lari. Awalnya, Jess kesal. Tapi siapa sangka, pertemuan itu justru menjadi awal persahabatan yang mengubah hidupnya.