Hello Readers! Welcome back to my review board again! Sebenarnya, tulisan saya kali ini akan berisi full sambatan kepada TvN kalau-kalau ending drakor Happiness malah gak ada happy-happy-nya sama sekali. Bagi para pemuja TvN garis keras pasti you know lah kan, kalau TvN adalah ahlinya ngasih tumbal. Gak rela dong saya kalau Jung Yi Hyun harus mati ninggallin Yoon Sae Bom. Siapa lagi ye kan yang bakal jadi partner pasutri terswag di kawasan Apartement Seyang kalau bukan mereka, masa iya si dokter psikopat sama si ibu penggila jabatan itu, haddeh!
Anyway, bagi kalian yang belum nonton drama ini sama sekali dan penasaran kenapa dramanya bisa trending bahkan rame banget di berbagai sosial media, review saya berikut ini mungkin bisa ngeracunin kalian buat segera nonton. Yuk, langsung saja kita bahas!
Cerita di dalam drama Happiness sendiri berfokus kepada wabah penyakit orang gila yang tiba-tiba muncul. Sebenarnya kalau kalian nonton, penyakit orang gila di drama ini lebih kayak manusia yang jadi zombie sih. Penyebaran infeksi ini usut punya usut ternyata berasal dari sebuah pil yang bernama Next. Menurut cerita di drama, kapsul Next itu adalah produk gagal dari sebuah perusahaan farmasi tapi gak tahu kenapa tiba-tiba kapsul sudah tersebar begitu aja. Yang awalnya dikonsumsi di kalangan orang-orang tertentu kayak pejabat atau petinggi gitu, eh malah sudah sampai di masyarakat Korea hingga di kalangan penghuni apartemen Seyang. Awalnya, kapsul ini benar-benar membantu banyak orang tapi lama kelamaan efeknya malah bikin orang jadi zombie. Karena sudah terlanjur tersebar dan dikonsumsi banyak orang, militer Korea pun turun tangan untuk menangani penyebaran kasus penyakit orang gila ini. Saya juga bingung sih kenapa nih drama nyebutnya penyakit orang gila, kayaknya lebih enak disebut psikopat campur kanibal kali yah. Kalau orang gila kan, yah emang orangnya gak waras aja, nggak sampai ngisap darah sampai gorok leher orang kan. Mungkin writer-nimnya ingin lebih tampil beda kali yah, kalau zombie kan udah terlalu mainstream ya udah mending pake sebutan penyakit orang gila saja. Mungkin, begitulah kira-kira.
