“Kak, mana Mama?” tanya saya pada suami yang baru pulang dari melaksanakan salat magrib berjamaah di masjid dekat rumah. Seharusnya ibu mertua sudah ada di rumah tetapi sudah lewat jam 7 malam belum pulang juga.
“Coba cek di masjid!” pinta saya pada suami. Pak suami bergegas ke masjid lagi. Dia tak ngeh ibu mertua salat di masjid karena ada pembatas di antara jamaah laki-laki dan perempuan. Tak berapa lama pak suami pulang ke rumah sembari mengatakan, “Tidak ada orang di masjid. Sudah mati lampunya.”
Waduh. Ibu mertua di mana ya. Kenapa belum pulang juga?
“Coba cek di tikungan sebelah sananya masjid, Kak. Mama pernah ngobrol sama tetangga di sana,” saya tahu tentang ini karena sewaktu saya keluar rumah melewati tikungan itu bulan lalu, ibu-ibu yang duduk di tikungan itu berkata bahwa ibu mertua saya baru dari situ.
Suami saya pun ke tikungan yang saya maksud. Masih menunggunya pulang, tiba-tiba terdengar ada yang masuk dari pagar ke teras. Saya membuka pintu. Terlihat wajah lelah ibu mertua. Saya masih bingung beliau dari mana. Di depan pagar ada seorang laki-laki sedang duduk di atas motor. Bertepatan dengan itu suami saya datang dari arah masjid dan mengobrol dengannya.