Dalam membina rumah tangga pasti ada masa-masa sulit. Masa-masa ombak dan badai menerpa. Kekuatan bertahan bersama pasangan yang akhirnya menentukan apakah lulus ujian atau gugur di jalan.
Sebagai pasangan suami istri kita dituntut untuk saling mengerti dan memahami yang dibangun dengan komunikasi yang baik.
Tapi keseharian yang kita lalui perlahan mulai menghancurkan jalinan komunikasi yang baik.
Suami yang sering merasa lelah setelah bekerja sehingga enggan mengajak istrinya bercerita atau bahkan sekedar menemani istrinya berkeluh kesah. Sehingga banyak para istri merasa kesepian dan sendiri padahal ada suaminya.
Lama-lama perempuan akan merasa diabaikan dan merasa tak dianggap keberadaannya. Jikalau sudah begitu perempuan akan menunjukkan sikap atau ciri-ciri istri yang tidak bahagia.