Berawal dari keresahan saya sendiri yang merasa ‘hampir’ dimanfaatkan. Bukan saya merasa sok baik, tetapi ‘mengapa orang baik sering dimanfaatkan?’
Mari kita sambut, “Selamat datang di dunia nyata, Bung!”
Disepaki bersama bahwa memanfaatkan orang lain itu memang menguntungkan, dan sangat naluriah terjadi dimana-mana. Pada dasarnya, jika orang dengan hati baik maka akan ada sifat baik lainnya seperti muncul macam rasa empati yang tinggi dan ingin menjadi sosok dermawan mengingat masih banyak orang lain yang kurang beruntung. Di kondisi itu memang kerap kali kita melupakan satu hal, yaitu akal sehat. Satu hal itu kerap kali tertutupi perasaan kasihan sehingga buta untuk berpikir panjang.
Yang menjadi pertanyaan inti di sini adalah: sebenarnya apa aturan main untuk bertahan hidup di tengah orang-orang brengsek seperti itu?
Ada sebuah game yang sangat saya rekomendasikan agar kita mengerti mengapa orang baik cenderung dimanfaatkan: The Evolution of Trust Game
Dari permainan itu kamu akan lebih mengerti esensinya, bahwa benarlah nilai universal dari peradaban di seluruh dunia, yaitu Aturan Emas (Golden Rule): perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan. Atau, jangan menindas orang lain jika anda tidak ingin ditindas. Dan, kalau ditindas Anda juga harus bangkit untuk jangan mau ditindas lagi! Istilah modernnya, usahakan untuk mencari win-win solution.
Kalau kita balik ke game Evolution of Trust tadi, yang menjadi pemenang utama dalam jangka panjang adalah pemain dengan tipe copycat (ada budi ada balas, dan pembalasan harus sepadan). Baiklah kepada orang yang baik kepada kita, dan kepada orang yang mendzalimi jangan bodoh dengan memberikan dia air susu!!!