Pernah nggak kamu merasakan sensasi perih membakar di dada setelah makan makanan pedas atau asam?
Atau tiba-tiba mulut terasa pahit tanpa alasan yang jelas? Eits, jangan buru-buru menyimpulkan hanya "asam lambung".
Pasalnya, ada kondisi yang gejalanya sekilas mirip, namun dampaknya jauh lebih signifikan: GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Meskipun keduanya melibatkan asam lambung yang naik ke kerongkongan, penting untuk memahami bahwa asam lambung yang meningkat sesekali adalah hal yang wajar. Sedangkan GERD adalah kondisi kronis yang memerlukan perhatian serius.
Keduanya memang tampak serupa, padahal jauh berbeda dan bisa jadi berbahaya kalau dibiarkan begitu saja. Supaya kamu nggak salah mengambil tindakan, kenali perbedaan GERD dan asam lambung sebagai langkah awal untuk menjaga kesehatan pencernaan.
Asam Lambung: Ketika Lambung Sedikit Berulah
Asam lambung adalah cairan asam yang diproduksi di lambung untuk membantu pencernaan makanan.
Kondisi "asam lambung naik" atau refluks asam terjadi ketika asam lambung dan isi perut kembali naik ke kerongkongan (esofagus).
Kondisi asam lambung yang meningkat sesekali biasanya terjadi akibat faktor pemicu tertentu.
Ini bisa terjadi sesekali pada siapa saja, terutama setelah makan banyak, makanan pedas atau berlemak, atau berbaring setelah makan.
Lambung kita secara alami memproduksi asam klorida (HCl) yang kuat untuk mencerna makanan.