Sabtu lalu, aku ke psikolog. Tepat kurang lebih satu bulan setelah kejadian. Aku butuh pandangan baru, nasihat baru, dan tempat penyaluran ceritaku kepada orang lain (yang ahli) yang benar-benar tak mengenaliku. Kucari rekomendasi psikolog terbaik di kota ini. Bahkan, ia sudah mengantongi beberapa sertifikat yang berkaitan dengan masalahku. Aku harap, cara ini menjadi salah satu bentuk pertolongan Allah juga untukku.
***
Setelah melewati satu bulan yang berat, akhirnya kubagi dalam beberapa fase yang kurasakan. Kukenali dan kuidentifikasi perasaan-perasaan yang datang. Meski sulit, kunikmati semua prosesnya. Meski sakit, kuterima semua perasaan yang ada. Meski entah sampai kapan berlalu, aku masih bersyukur masih bisa terus melewati hari demi hari meski tertatih, meski harus tergopoh-gopoh, meski masih dengan berlumuran darah.