Ketika covid-19 masuk ke negara Indonesia sekitar kuartal kedua tahun 2020, pemerintah menginstruksikan perusahaan-perusahaan baik yang negeri dan swasta untuk memberlakukan sistem WFH (Work Form Home) pada karyawannya.
Perusahaan tempat saya bekerja juga memberlakukan hal tersebut pada karyawan reguler/karyawan non shift dengan sistem setengah hari WFO (Work From Office) dan setengah hari WFH. Kebijakan ini tidak disambut baik oleh semua karyawan. Ada yang merasa keberatan karena tidak memiliki laptop di rumah sementara perusahaan juga tidak bisa menyediakan laptop untuk semua karyawan yang harus WFH. Mendengar hal tersebut saya : Wait…. Enggak punya laptop? Serius?
Beberapa orang yang saya tanya, menjawab bahwa mereka terakhir kali memiliki laptop saat kuliah, setelah itu jarang dipakai atau sudah rusak dan tidak berniat untuk membeli yang baru. Apalagi information security system di perusahaan saya sangat ketat, membuat karyawan tidak bisa membuka file apapun selain di PC kantor dengan kata lain karyawan tidak dapat membawa pulang pekerjaan. Makanya tidak semua karyawan yang memiliki laptop pribadi.
Namun saya masih bertanya-tanya, kenapa mereka bisa hidup tanpa laptop? Terus nanti kalau di rumah/kosan ngapain aja? Karena bagi saya laptop adalah gadget penting dan sangat dibutuhkan setelah handphone. Saking butuhnya setiap kali mudik, saya rela menyusahkan diri memikul ransel berat karena di dalamnya berisi laptop.