Banyak orang mempersempit makna aktivisme sebagai hanya gerakan untuk mengemukakan masalah seputar pemerintahan dan politik saja. Padahal, lebih dari itu. Aktivisme sejatinya adalah aktifitas bersuara dan berbuat terkait tatanan masyarakat pun lingkungan. Oleh sebab itu, isu-isu dan narasi yang dibawa para aktivis (biasanya) tidak sekadar terbatas pada kepentingan satu golongan.
Namun belakangan, roda gerakan mulai diwarnai sekian kontroversi. Salah satunya oleh kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan orang-orang dengan riwayat aktivisme. Hal ini dapat terjadi karena minimnya pemahaman dan keingintahuan masyarakat terhadap topik-topik berkenaan dengan kejahatan seksual, ketimpangan gender, kekeliruan konstruksi sosial tentang peran serta fungsi perempuan dalam kehidupan sosial, minimnya pemberdayaan, hingga tidak ada upaya untuk meningkatkan partisipasi serta akses perempuan di berbagai bidang.
Selengkapnya dapat dibaca di blog sitisoniaaseka.blogspot.com