Sekarang mah, apa-apa mikirnya kudu panjang, karena sebagaimana teorinya ibu bahagia akan membuat anak bahagia juga, bagaimanapun kondisinya, entah bercerai ataupun tidak.
Namun saya rasa, ketika salah mengartikan masalah, dan menilai bahwa pernikahannya yang salah, namun ternyata bukan, tapi tetap memutuskan bercerai, maka kebahagiaan impian, akan tetap menjadi impian semata.
Lalu gimana dong? Masa iya bertahan sambil sakit hati melulu?
Alhamdulillah, Allah kasih saya sakit dan kondisi ngenes karena dicuekin suami (meski bukan disengaja, katanya), tapi menggantinya dengan berbagai hal baik yang saya terima dari para sahabat.
Bukan hanya bantuan materil, tapi juga dukungan mental serta solusi nyata buat masalah saya.
Salah satunya, ada yang menyadarkan, bahwa bersyukur adalah jalan ninja menjadi bahagia.
Benar, mengapa harus memelihara rasa nyesek karena sakit seorang diri, tak ada suami, maupun keluarga yang bisa menjenguk atau setidaknya membantu.
Baca Selengkapnya
Visit Blog