Jadi, beberapa hari lalu, saya membaca curhatan seorang istri dengan judul ‘Menyesal Resign Karena Permintaan Suami’.
Sebenarnya ceritanya biasa (menurut saya), tentang sikap suaminya yang menyuruh dia resign dengan alasan bawa-bawa agama. Padahal sebelum menikah, istrinya udah nanya, boleh nggak setelah menikah dia kerja? suaminya membolehkan.
Kenyataannya setelah menikah dan punya anak, suaminya minta dia resign aja, dengan alasan beragam (nggak dijelasin alasannya sih). Awalnya si istri nggak mau resign, karena merasa sayang banget, dia kerja di perusahaan asing dengan gaji 21 juta.
Tapi, karena suaminya selalu maksa resign, sampai kirimin video hukuman bagi wanita yang nggak patuh perintah suami, dan lainnya. Pendek cerita, akhirnya si istri resign meski nggak ikhlas.
Dan ketika itulah awal mula hidupnya dipenuhi dengan ketidak puasan selalu. Banyak hal mengganggu pikirannya, salah satunya ketika mendengar suaminya bicara dapat proyek karena nyogok.
Belum lagi masalah dengan mertua, yang menurutnya selalu ikut campur dan lainnya. Dia merasa kalau mertuanya ini tipe yang sok power banget dan semacam itulah.
Jujur, saya paham dan mengerti bagaimana perasaan si Mbak itu, meskipun mungkin tak bisa sepenuhnya tahu. Karena hanya yang mengalami kan yang benar-benar tahu rasanya?. Yang mendengarkan atau membaca ceritanya mah cuman membayangkan.
Selengkapnya di blog parentingnyrey.com tentang Berhenti Menyalahkan Suami