Masjid dan Vihara Cemara Asri. Kali ini saya ingin kembali ke masa lalu, tahun 2017. Waktu itu saya ada keperluan yang mengharuskan pergi ke Medan. Berangkat dari rumah pagi, ketemu teman di tempat yang sudah kami sepakati sebelum jam makan siang. Saya naik angkutan umum. Dulu saya berani naik angkot ke mana-mana, bahkan ke tempat yang belum pernah saya datangi. Sekarang nomor angkot dengan tujuan tertentu saya sudah tidak ingat dan tidak seberani dulu lagi jika harus pergi sendiri, sebab keamanan di Medan semakin hari kian mengkhawatirkan. Jujur, angkot di Medan sebagian besar ugal-ugalan. Suka nerobos lampu merah. Saling memaki, bahkan bisa adu jotos. Beberapa kali saya naik angkot, supirnya ribut sama supir angkot lain, baku hantam sampai berdarah. Kejadian lain, penumpang di depan saya kehilangan uang 5 juta karena dihipnotis, diajak ngobrol uang pun raib. Dan satu lagi, ponsel saya hilang di tas saat akan turun angkot. Peninglah!
Maaf, ya, pragaraf pertama saya enggak asik, hihihi. Walau pun begitu Medan tetap punya banyak kisah menyenangkan untuk diceritakan. Setiap sudutnya memiliki kenangan.