Secara garis besar film Miracle Letters to the President bercerita tentang seorang pemuda yang bercita-cita ingin membuat stasiun di desanya. Sebab kendati di desa terdapat rel kereta, tapi tidak memiliki pemberhentian. Sehingga warga desa yang ingin ke kota untuk berkegiatan sehari-hari perlu berjalan kaki hingga lima jam pulang pergi.
Fyi ... kisah ini berlatar tahun 1980an, di sebuah desa pegunungan terpencil. Desa ini tidak mempunyai akses antar desa. Warga di sana mengandalkan rel kereta api dan terowongan rel kereta api untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Masalah tersebut membuat pemuda bernama Jung Joon Kyung diperankan oleh Park Jeong Min berinisiatif dengan mengirim surat ke presiden agar membuatkan stasiun di desanya. Sejak di sekolah menengah, Joo Kyung menulis surat kepada presiden tapi tidak pernah mendapatkan balasan.
Walaupun sempat pesimis, semangat Joo Kyung kembali menggelora setelah mendapatkan dukungan dari teman sekelasnya Ra Hee diperankan oleh Im Yoon Ah. Ra Hee mencoba membantu menitipkan surat Joo Kyung kepada ayahnya yang dapat dikatakan sebagai anggota dewan. Yaaa walaupun tidak langsung mendapatkan respon, tapi dukungan Ra Hee begitu berarti bagi Joo Kyung.
Miracle Letters to the President memang berakhir indah. Kendati demikian ada 3 Plot-twist yang berhasil membuat saya tersentuh setelah menontonnya. Apa sajakah plot-twist tersebut?
Bo Gyeong kakak perempuan Joon Kyung ternyata sudah meninggal. Ayah Joon Kyung yang mengoperasi kereta barang saat hari meninggalnya Bo Gyeong dan alasan kuat Joon Kyung ingin membangun stasiun karena tidak ingin ada peristiwa seperti yang dialami oleh kakaknya.