Mungkin An San tidak pernah menyangka jika perjuangannya meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020 justru banjir kecaman. Penyebabnya sepele, dia dituduh sebagai feminis oleh warganya sendiri.
An San dituduh feminis karena memiliki potongan rambut pendek, berkuliah di universitas khusus perempuan, menyampaikan dukungan kepada keluarga korban kapal feri Sewol serta memakai celana pendek sebagai dalaman rok.
Para pria tersebut menyerang An San dan memintanya untuk mengembalikan medali. Hal ini tentu saja sangat memalukan. Bayangkan saja, menyerang seorang atlet nasional yang telah berjuang habis-habisan di event dunia hanya karena masalah rambut. Di saat masih banyak persoalan di dunia modern, para pria tersebut justru mempermasalahkan rambut.
Insiden ini mengundang pertanyaan. Mengapa pria di Korea Selatan sangat membenci feminis?