Assalamu’alaykum Diaris.
Entah apa yang terjadi pada diri ini. Setelah melahirkan, aku merasa seperti ada yang berubah pada diriku, aku menjadi sering overthinking, sering merasa khawatir, dan rasanya sulit mengendalikan emosi. Aku sempat baca di beberapa artikel kesehatan bahwa hal tersebut wajar terjadi pada seorang wanita pasca melahirkan karena adanya perubahan hormonal sehingga berpengaruh pada perubahan suasana hati, serta perasaan lelah dan tertekan.
Sebenarnya hal tersebut bisa diatasi selama memiliki support system yang baik, terutama dari orang-orang terdekat, seperti suami, orang tua, atau mertua sehingga segala hal yang mengarah pada yang namanya baby blues bisa dihindari.
Sebenarnya saat itu aku belum berdamai dengan sebuah kenyataan bahwa Mamaku pergi, kembali ke Sang Pencipta. Mama pergi dua minggu sebelum aku lahiran, sudah kuceritakan di diary sebelumnya. Hatiku masih terpuruk atas kepergiannya, tapi aku alihkan ketepurukanku pada sosok manusia mungil yang Alloh Swt. amanahkan untukku dan suami sehingga tak banyak waktuku untuk bersedih, aku pun bersyukur dengan keadaan itu.
Memang tak banyak waktu untuk bersedih, tapi tetap saja selalu ada momen yang membuatku nangis dan berandai-andai, padahal aku tahu Alloh Swt. membenci orang yang beranda-andai, aku seolah menyalahkan ketetapanNya. Astagfirulloh. Kepergian Mama memang membuatku teramat sangat kehilangan, apalagi disaat-saat aku tengah belajar bagaimana merawat bayi dengan baik. Bagaimanapun juga orang tua adalah role model bagi anaknya.
Selama sebulan pasca melahirkan, selain dengan suami, aku ditemani oleh Mama mertua yang bisa dibilang baik. Beliau membantuku mengurus pekerjaan rumah, membantu menjaga dan menidurkan bayiku juga. Namun, tetap saja mertua adalah orang lain bagiku. Kami belum memahami karakter masing-masing, aku pun sungkan untuk meminta tolong padanya, bahkan dalam pikiranku hanya bagaimana agar tidak banyak merepotkannya meski kondisiku memang belum stabil dan pasti akan merepotkannya. Seperti wanita yang baru melahirkan pada umumnya pasti merasakan kenikmatan yang tak perlu kujelaskan disini, mulai kondisi dari fisik hingga psikis.
Seperti yang kukatakan sebelumnya bahwa pasca melahirkan aku jadi sering overthinking, apalagi setelah bayiku kuning karena kekurangan asupan ASI, aku jadi sering menyalahkan diri sendiri, aku merasa tak pantas menjadi seorang ibu, ditambah lagi dengan munculnya masalah baru pasca bayiku melakukan fototerapi.
Sepulang dari Rumah Sakit aku memerhatikan bayiku yang masih tertidur pulas, bibirnya penuh dengan bercak-bercak putih, aku mengira bahwa itu bekas susu. Kebetulan bayiku punya kebiasaan gumoh setiap selesai menyusu, bahkan setelah sendawa pun tak jarang gumoh juga, mungkin itu noda yang tertinggal dari gumohnya.