Luka masa lalu mungkin tak asing lagi bagi kita yang belajar tentang innerchild. Luka yang bisa menimbulkan luka baru sehingga akan berulang terus menerus jika tak kunjung disembuhkan. Tanpa kita sadari hal itu bisa menyakiti kita yang memiliki luka itu maupun orang lain di sekitar kita.
Memang sepertinya luka masa lalu tak begitu berbahaya, tetapi jika tak mengenalnya dengan baik maka bisa menimbulkan dampak negatif. Tanpa kita sadari akan menorehkan luka baru. Sehingga perlu mengenalnya agar bisa mencegah dan sadar ketika innerchild itu muncul. Agar respon yang kita lakukan bukan muncul secara spontan akibat innerchild tersebut.
Innerchild biasanya berkaitan dengan luka masa kecil yang belum sembuh. Setiap orang memiliki luka yang berbeda, ada yang mungkin ringan ada juga yang memiliki luka yang cukup besar. Penyebab luka tersebut pun akan berbeda setiap orangnya sehingga ada beberapa penyebab yang bisa menorehkan luka innerchild.
Tanpa kita sadari terkadang sifat membandingkan hadir karena luka innerchild. “Dia dan kamu sama-sama belajar dan tumbuh di lingkungan yang sama, tapi kok dia bisa berhasil dan kamu malah gagal?” Sering kali hal tersebut muncul begitu saja, dari awalnya yang kita tak peduli membuat kita jadi overthinking.
Padahal setiap orang bahkan anak kembar sekali pun akan menjalani hidup yang berbeda. Tak bisa dibandingkan begitu saja karena lahir dari orang tua yang sama. Mungkin terkesan sepele tapi akan meninggalkan kenangan yang tak menyenangkan. Pikiran, “kenapa aku selalu dibandingkan, padahal aku sudah berusaha dan memang hasilnya begitu” akan muncul begitu saja. Membuat luka yang terbawa hingga dewasa.
Selain itu, terkadang orang tua menuntut kita bisa hidup seperti mereka di masa lalu. Membandingkan kehidupan kita di zaman sekarang dengan kehidupan mereka di zaman dahulu. Padahal semua itu tak bisa dibandingkan begitu saja, zaman telah berubah begitu pula dengan kondisi. Maka apa yang dilakukan kita sekarang akan sangat mungkin berbeda dengan apa yang dilakukan orang zaman dulu.