Btw, tulisan ini memang terinspirasi dari pengalaman saya, kapan hari agak bete membaca komentar salah satu teman facebook, di postingan FB saya.
Sejujurnya, saya jarang banget menanggapi komentar yang agak menyinggung. Tapi saat itu pas banget lagi ada energi buat mengangkat orang yang suka seenaknya komentar di akun orang lain. Terus pengen dibanting dari ketinggian yang mencengangkan, biar nangis! hahaha.
Jadi ceritanya saya share gambar berita bahwa kasus Covid-19 di Indonesia, dan menyoroti masalah sekolah yang mempermasalahkan murid-murid memakai masker.
Setidaknya di sekolah anak-anak saya kan.
Eh tiba-tiba ada komen, kalau katanya saya menyalahkan orang lain, ketika anak sakit.
Doh ye!
Akoh lagi bahas masker, bisa-bisanya dia asal menghakimi kalau saya nyalahkan orang lain karena anak sakit.
Saya nyalahkan sekolah yang mempermasalahkan anak pakai masker, padahal kita sebagai ortu, luar biasa jungkir balik membiasakan anak pakai masker.
Karena kurangnya kesadaran orang, tau etika ketika sakit harus pakai masker. Karenanya saya membiasakan anak-anak aja yang ngalah, biar kata lagi sehat pakai aja masker, biar nggak ketularan, kayak batuk pilek.
Ye kan, kalau anak akoh sakit, yang uangnya habis buat beli obat, yang capek urusnya, akoh! Bukan teman fesbuk sotoy!.
Cerita selengkapnya di blog reyneraea.com