Membahas mengenai diri sendiri sering kali dihadapkan dengan hal-hal yang membuat tidak percaya diri. Timbul rasa ingin seperti orang lain, padahal perbedaan itu harusnya kita jaga. Karena tidak semua hal harus sama dengan yang lain. Setiap individu itu dibekali dengan ciri khas masing-masing. Kenapa, mengapa, dan bagaimana orang lain menyukai kita itu karena apa yang ada di diri kita menurut mereka menarik dimatanya.
Tidak perlu mengubah gaya kehidupan kita menjadi orang lain agar di sukai, tetaplah menjadi diri sendiri dengan selalu meng upgrade yang sekiranya memberi manfaat, terlebih bisa mengembangkan potensi pastinya berguna dan bonusnya menikmati kehidupan sehari-hari. Dengan begitu kita tahu ada potensi tersembunyi yang bisa di gali.
Ketika kita fokus pada diri sendiri, maka tidak ada ceritanya mengurusi urusan orang lain. Tahu akan mana yang baik dan buruk, ada dimana porsi membicarakan orang lain sekadarnya. Bukan mau mengatakan boleh tapi manusia itu terkadang juga salah, tidak mengapa karena manusiawi. Terpenting bisa membatasi supaya tidak sampai mengulik urusan pribadi, karena tahu apabila di posisikan jadi orang yang selalu di tanya sampai pada hal privasi itu tidak menyenangkan. Dengan begitu akan melahirkan jiwa bodo amat mengenai orang lain selama tidak mengganggu ketenangan hidup. Serta tidak peduli orang lain membicarakan ini itu mengenai diri. Hakikatnya bukan mereka juga yang membesarkan, membiayai kehidupan kita.
Mengenai suka perlu di ingat suka itu relatif, orang lain suka kita karena ramah mudah senyum tapi ada yang tidak suka juga karena kita di anggap sok dekat. Sama dengan cantik, tampan, tidak bisa semua di standarkan dalam satu pilihan. Menurutnya boleh cantik atau tampan itu bagus fisiknya, putih kulitnya, tapi ada juga orang lain menganggapnya itu yang bagus akhlaknya walau tampang biasa saja, baik tutur katanya, dan sebagainya serta itu yang membuat tertarik. Bagaimana mata memandang itu tidak bisa disamaratakan, kurang lebih juga ini tentang pilihan masing-masing. Jadi, tidak perlu mengubah diri demi orang lain tapi rubahlah diri dalam kebaikan.
Yang membuat tidak bisa menjadi diri sendiri dan saat ini salah satu trend yang mengganggu zaman sekarang kebanyakan anak muda bahasa gaulnya "fomo" Rasa ingin mengikuti apa yang baru, khawatir ketinggalan yang lagi trend. Hal seperti ini harus kita hilangkan, kalau apa-apa di ikuti apalagi tidak memikirkan ke depannya. Tanpa sadar terbawa arus, sebenarnya tidak mengapa sesekali ingin sesuatu yang baru karena cocok. Misalnya pakaian, biasanya ini wajar terlebih perempuan pasti suka model baru. Namun harus pandai memanajemen uang juga, bukan tentang pakaian juga. Social media apalagi, standar tiktok dan sebagainya. Terlebih teknologi dan segala informasi mudah kita dapatkan.
Dari contoh fashion tadi, di balik itu ada yang lebih penting daripada mengikuti trend mengatur keuangan jauh lebih penting. Apalagi bagi perempuan untuk bisa mengelola keuangan, dengan tujuan tidak boros dan bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya. Bisa mengatur keuangan sendiri ini juga masuk ranah menjadikan hidup damai, kenapa? Coba di pikirkan kembali. Apa hidup boros menenangkan hidup, jelas tidak punya uang bingung. Sedangkan kebutuhan pokok ada aja yang harus dibeli. Oleh sebab itu, pandai-pandai mengatur kebutuhan sekunder, primer, dan tersier.
Tentang mengatur keuangan bukan khsusus perempuan saja, tapi juga laki-laki. Tidak ada yang tahu jalan hidup itu bagaimana, intinya ini bermanfaat apabila berada di kondisi yang tidak kita duga dan harus berhemat. Kuncinya jangan gengsi, itu hanyalah nafsu belaka. Terlalu memaksakan juga tidak baik dampaknya.
Walaupun bahas keuangan sedikit melenceng tapi ada benarnya kan, karena hasil selalu mengikuti style orang lain. Hawa nafsu tidak tertahan, jadilah selama ada uang untuk beli tetap dilakukan walau tabungan menipis. Atau mungkin parahnya pinjam uang temannya, ini salah satu sebab diri belum menerima apa adanya yang dimiliki dan tidak mau ketinggalan sesuatu yang baru. Menjadi diri sendiri itu menyenangkan, di bawah ini ada beberapa manfaat menjadi diri sendiri, di antaranya:
1. Kesejahteraan Mental
Menjadi diri sendiri mendatangkan perasaan kepuasaan dan kebahagiaan yang mendalam. Dalam posisi menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai kepribadian. Hal ini cenderung membuat jadi lebih bahagia, karena bisa menjadi diri sendiri tanpa cemas dan khawatir akan hal lain. Dan ini menjaga kesehatan mental diri sendiri, walaupun tidak sepenuhnya stres akan hilang tapi bisa mengurangi, baik kecemasan, serta depresi.
2. Hubungan Autentik
Autentik alias tanpa dibuat-buat. Dalam menjalin hubungan diri tidak perlu menjadi orang lain dan tidak juga menyembunyikan salah dari nilai kepribadian diri di hadapan orang lain. Disini dengan menjadi diri sendiri akan membangun kedekatan kesetiaan yang lebih kuat dan lama.
3. Pencapaian
Menjalani hidup sesuai passion akan lebih termotivasi dalam mengejar tujuan dan pencapaian. Di iringi perkembangan pada diri dengan memberikan energi positif, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Mempunyai produktivitas maupun kreativitas sehingga menjadi nilai lebih. Bahkan dapat menarik orang lain terhadap diri.
4. Kebebasan dan Kedamaian
Menjadi diri sendiri membuka kebebasan yang terikat karena sebelumnya masih belum seutuhnya menjadi diri sendiri sekarang jadi lebih menikmati kebebasan. Artinya pikiran sudah tidak mudah terpengaruh akan ekspetasi orang lain. Hal ini membuat hati lebih damai, dan tentunya dengan kebebasan bisa mengeksplorasi diri baik dengan minat, bakat, dan lain sebagainya dengan kebebasan yang dimiliki.
5. Pertumbuhan Pribadi Berkelanjutan
Tidak mudah, memang benar. Proses menjadi diri sendiri itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mulai dari mencari sejatinya diri sendiri itu bagaimana dengan mengeksplorasi kehidupan sebelumnya. Pembelajaran dan pengalaman yang tidak mudah dilalui hingga sampailah pada pribadi yang tumbuh membawa kedewasaan, kebijaksanaan dalam memutuskan hidup. Tidak gampang, tapi ini hadiah terindah setelah melalui proses yang panjang.
6. Hidup Jadi Lebih Bermakna
Nikmatnya ketika bisa menjadikan diri sesuai dengan nilai-nilai yang di miliki telah melahirkan makna yang mendalam. Tahu karena hidup itu tidak di setir orang lain, melainkan hidup itu dijalani sesuai tujuan dan nilai yang kita miliki. Tidak ikutan standar orang lain. Jadi, dengan menghargai diri sendiri awal membuka langkah kehidupan yang bahagia, bermakna.
Dari sini tidak ada yang boleh menjadi orang ke-dua apalagi ke-tiga dalam mencampuri kehidupan pribadi. Kita punya hak atas diri sendiri, kuncinya ada di diri sendiri. Kendalikan pikiran dari hal-hal yang tidak memberikan manfaat.
Siapa teman kita duduk, itulah bentuk cerminan diri juga. Karenya dengan siapa kita berteman itu mempengaruhi. Ini masuk dalam kategori supaya bisa menjadi diri sendiri karena terkadang dipertemukan dengan orang yang dimana ketika bersama tidak bisa menjadikan diri jadi diri sendiri. Kebebasan terbatas, tidak bisa menggunakan nilai-nilai dalam diri ketika bersamanya. Tidak menemukan kedamaian dan tidak menumbuhkan pribadi yang dewasa dan bijaksana. Bikin ruang gerak jadi diri sendiri ini tidak sepenuhnya bisa di ekspresikan. Perlunya menjaga kewarasan ini penting, terlebih mental.
Kemudian lingkungan, iya tempat dimana tinggal. Namun terkadang kalau sudah menetap dan tidak bisa pindah otomatis menebalkan telinga apabila berada dalam zona lingkungan toxic. Kalau ada pembicaraan yang tidak enak dengarkan dari telinga kiri kemudian buang langsung ke telinga kanan. Orang lain bisa bicara tanpa di pikir kembali kenapa harus kita masukkan hati. Lingkungan juga mempengaruhi diri bisa berkembang atau tidak, maka dari itu mencari tempat dimana kita diterima apa adanya bukan karena ada apanya.
Terakhir, menjadi diri sendiri itu berarti bukan seutuhnya mengubah diri sampai dengan keseluruhan kepribadian. Tentunya tidak hilang semua, hanya saja pola pikir kita sudah di dewasakan dengan berbagai pengalaman. Bisa memahami diri dan terlepas dari keterikatan. Jadi diri sendiri adalah kebebasan yang dimiliki setiap orang dan bisa dirasakan ketika bisa berdamai dengan diri sendiri. Penerimaan yang sesungguhnya, sampai pada puncak kebijaksanaan.
Referensi
1. https://www.gramedia.com/best-seller/cara-menjadi-diri-sendiri/?srsltid=AfmBOopn1P8bgetvOFafX5mHdFjWd_tAl4TeHki12T70UJBxN9xkIVyr