On last Thursday, I visited my old friend yang baru saja melahirkan anak pertamanya di sebuah rumah sakit di kota tempat tinggalku. Suasana suka cita sekaligus deg-degan menyelimuti ruangan pasien dikarenakan temanku, sang ibu menunggu kehadiran putranya yang masih berada di ruang bayi. Sayangnya pada hari itu aku tidak sempat bertemu dengan bayinya.
Ada satu pertanyaan yang sempat membuat aku agak ciut nyali.
“Tos gaduh sabaraha hiji ayeuna?” Dalam bahasa Indonesia berarti sudah punya berapa sekarang? Pertanyaan itu diajukan oleh Ibundanya teman aku. Aku langsung ngeh. Maksud si ibu adalah anak.
Aku menggelengkan kepala sekaligus menjawab, “Belum nikah Bu,” yang tak lama kemudian ditimpali oleh temanku juga yang sama-sama menggelengkan kepala sambil bilang hal yang sama denganku.
Ibunda teman aku langsung mengusap punggungku, “Gak apa-apa. Tenang. Nanti juga ketemu sama jodohnya kalau sudah waktunya.”
Aku hanya tersenyum masam. Menahan getir.
Well, talking about searching for love, partner, marriage, for me it’s a something tiring. Mungkin karena udah sering kecewa, udah sering banget ngalamin patah hati, so honestly tiap coba kenalan suka nething duluan karena apa? Ya ujung-ujungnya patah sebelum dimulai atau kalau enggak ditinggalin pas udah punya rasa.