Setelah dibuat tidak menyangka dengan rasanya menyusui. Akhirnya aku sampai pada perasaan kagum sama diri sendiri. Hebat juga ya aku bisa menyusui bayiku. Apa yang aku makan, akan diserap oleh bayiku juga. Apa yang terjadi padaku secara tidak langsung memberikan efek pula terhadap bayiku. Misalnya ketika aku resah, gelisah dan gundah gulanah. ASI ku bisa saja seret. Dan pasti itu akan berdampak pada bayiku. Kagum karena bagian tubuhku memberikan kehidupan bagi makhluk lain.
Perasaan bangga tidak akan selamanya membawa kenyamanan. Begitulah kira-kira gambarannya. Karena nyatanya memang drama menyusui masih tetap ada. Ada saat pertama kali aku merasakan payudara yang terasa kencang diikuti rasa sakit yang mencengkeram tiap kali bangun tidur. Itulah gambaran ketika payudara penuh oleh ASI.
Sementara nyeri ketika bayi menghisap di awal menyusui masih tersisa. Jadi bimbang. Kalau disusukan memang lega nantinya. Tapi di awal itu perihnya. Berasa mau putus itu putingnya.